Sementara ini, produk-produk tersebut banyak dilarisi oleh kalangan guru yang mengajar di sana.
Luar Sekolah
Sebagian lagi, dijual di luar sekolah dengan model pemasaran masih sederhana.
Baca Juga: Waspada!! Siswa Sekolah di Blora Jadi Sasaran Peredaran Obat Penenang, Buktinya Sudah Ada
Sementara ini, hanya teh daun kelor yang belum dipasarkan di luar sekolah.
“Kami berencana memproduksi secara secara berkelanjutan. Pelan-pelan akan kami pasarkan lebih luas, untuk mengajarkan wirausaha kalangan siswa. Kami akan mengembangkan,” papar Hasan.
Hasan mengakui, kreativitas dalam berwirasaha ini selain dampak pandemi juga lantaran tuntutan menuju penghargaan Adiwiyata nasional.
Kebetulan SMPN 2 Rembang menjadi satu-satunya sekolah di Rembang yang masuk penilaian Adiwiyata nasional.
Baca Juga: Pati Bakal Miliki Lintasan Atletik Standar Dunia, Ini Spesifikasinya
“Banyak komponen di dalamnya sebagai persyaratan. Mulai dari kurikulum, silabus, RPP, pembelajaran dan sikap siswa dan guru harus menunjuk ke arah lingkungan hidup. Nah pemanfaatan lingkungan untuk produk ini termasuk di dalamnya’, imbuhnya.
Lantaran situasi masih pandemi Covid-19, semua pihak yang terlibat dalam persiapan Adiwiyata nasional, termasuk bagian pembuatan pupuk, teh dan jamur harus menjalani prokes ketat.
Mereka tetap tidak boleh bergerombol dan senantiasa memakai masker ketika bertugas.
Artikel Terkait
Ringankan Beban Wali Saat Pandemi, SMK NU Pamotan Gratiskan SPP Siswa Setahun
Wisuda STIE YPPI : Ada yang Naik Becak hingga Sepeda, Wisudawan Terbaik Dilirik Pemkab
Tingkatkan Daya Saing Daerah, IAIN Kudus dan Pemkab Jepara Jalin Kerja Sama