PATI, suaramerdeka-muria.com - Pemberlakuan kurikulum merdeka menuntut penyesuaian, terutama guru. Pendidik tidak boleh lagi memaksakan kehendaknya sendiri dan harus memahami minat dan keinginan siswa.
Demikian disampaikan Widyaiswara BDK Semarang Amiroh Ambarwati dalam Bimtek Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) di Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 1 Pati. Bimtek yang berlangsung pada Sabtu-Minggu (4-5/2) diikuti seluruh guru madrasah tersebut.
Dia menjelaskan, kurikulum merdeka tidak hanya dipahami sekadar transformasi dokumen administrasi saja. Dalam pelaksanaan pembelajaran juga perlu penyesuaian, yakni mengendepankan prinsip diferensiasi pembelajaran.
Menurutnya, diferensiasi pembelajaran menjadi bagian dari layanan utama. Di mana dalam layanan tersebut, guru mampu memahami setiap siswa yang memiliki kemampuan, karakter, bakat, minat, bahkan cara belajar yang berbeda.
"Itulah hal mendasar yang perlu disiapkan guru sejak awal. Guru harus membangun komitmen, membuka diri untuk melihat dan menerima perubahan kurikulum merdeka, terutama pada pelaksanaan pembelajaran," terangnya.
Pembelajaran berdiferensiasi merupakan pembelajaran yang mengakomodir kebutuhan belajar murid. guru memfasilitasi siswa sesuai kebutuhannya. setiap siswa mempunyai karakteristik berbeda sehingga tidak dapat diberi perlakuan sama.
Lebih lanjut dia menjelaskan, dalam menerapkan kurikulum merdeka, guru diberikan keleluasaan untuk mencari cara mengajar yang paling mudah.
"Apapun cara itu, panjenengan gampang siswanya gampang, yang penting tujuan tercapai. Kata kuncinya di situ," ungkap Amiroh.
Sejalan dengan itu, ada satu kunci lagi yang mengiringi kurikulum merdeka, yaitu kolaborasi. Dalam kurikulum merdeka tidak akan bisa bekerja sendiri-sendiri, perlu ada kolaborasi.
Lebih lanjut, Amiroh menjelaskan tentang pengembangan tujuan pembelajaran. Guru harus mengindahkan beberapa prinsip yang menjadi pijakan rancangan pembelajaran pada kurikulum merdeka. Prinsip pembelajaran yang paling mendasar mewarnai ciri khas kemadrasahan, yakni berorientasi pada nilai ibadah dan masa depan.
Kepala MTsN 1 Pati Ali Musyafak mengatakan, bimten menjadi ihtiar serius pihaknya dalam penguatan implementasian kurikulum merdeka. Mengingat, MTsN 1 Pati merupakan salah satu madrasah yang ditunjuk sebagai pilot project IKM tahun 2022 sesuai SK Direktur Jenderal Pendidikan Islam.
Artikel Terkait
Brasil Memimpin, Ekuador Tercecer di Perebutan Tiket Piala Dunia U20 2023 di Indonesia Zona CONMEBOL
Enam Stadion Jadi Venue Laga Piala Dunia U20 2023 : Di Stadion Manakah Timnas Indonesia Bertanding?
Usai Singkirkan Argentina di Fase Grup, Brasil dan Uruguay Lolos Piala Dunia U20 2023 di Indonesia
Kudus Geger : 2 Siswa SMP Nyaris Diculik, Begini Ciri-Ciri Pelakunya
Pengkab Geruduk Kantor KONI Kudus Tuntut Transparansi Anggaran
Satu Abad NU, Gus Nashrullah Huda Jepara : Hidmat NU Jadi Tujuan
Ada 1.038 Anak Terlantar di Jepara, Bagaimana Nasib Mereka?
Hujan Deras, Jalan di Desa Damarwulan Longsor