Kudus, suaramerdeka-muria.com – sekolah penggerak digadang-gadang mampu menjadi role model Kurikulum Merdeka di Kudus. Di Kabupaten Kudus sendiri sekarang ini telah ada sekitar 33 sekolah penggerak.
sekolah penggerak di Kudus itupun membuat acara gelar karya pada Jumat (3/2) hingga Sabtu (4/2) di gedung Pusat Belajar guru (PBG). Berbagai hasil inovasi belajar ditampilkan dalam gelar karya tersebut.
Rizky Oktavian Saputra, Ketua pengelola progam PBG Kudus periode 2023-2028 mengatakan, selain gelar karya, mereka juga mengadakan pengukuhan kepengurusan baru PBG periode 2023 – 2028 serta launching logo baru.
“Untuk gelar karya ini diikuti oleh 33 sekolah penggerak yang ada di Kudus. Tujuh dari tingkat PAUD, 21 sekolah Dasar (SD), tiga sekolah menengah pertama (SMP), dan dua sekolah Menengah Atas (SMA),” terangnya.
Baca Juga: Kudus Hari Ini : Petaka Jumat Kliwon, Dua Bocah Tenggelam di Kali Gelis, Satu Masih Dicari
Baca Juga: Kecelakaan Pantura : Tergelincir Genangan Air, Pembonceng Supra Masuk Kolong Truk, Akhirnya Tewas
Dia menyebut jika sekolah penggerak diharapkan dapat menjadi role model sehingga penerapan Kurikulum Merdeka bisa lebih dimaksimalkan. sekolah penggerak sendiri telah menjadi pionir penerapan Kurikulum Merdeka yang mendapatkan pendampingan langsung dari Kemendikbud.
“Gelar karya ini sendiri diharapkan bisa memacu bagi sekolah yang menggelar Kurikulum Merdeka secara mandiri untuk bisa mengikuti jejaknya,”tambahnya.
Dikatakannya, dalam implementasi kurikum merdeka disekolah dikatakannya ada yang berbasis sekolah penggerak dan non penggerak. Sementara untuk jalur mandiri terbagi ada mandiri belajar, mandiri berubah dan mandiri berbagi.
“Mandiri belajar masih menggunakan kurikulum 2013 yang dimodifikasi mengadaptasi Kurikulum Merdeka. Mandiri berubah melaksanakan Kurikulum Merdeka dengan menggunakan perangkat yang sudah disiapkan pemerintah. Sementara mandiri berbagi baik modul ajar dan perangkat belajarnya sudah dibuat oleh gurunya sendiri,” tambahnya.
Keberadaan Pusat Belajar guru (PBG) sendiri diharapkan dapat menjadi kepanjangan tangan pemerintah dalam mempercepat proses pemerataan, dan pemahaman guru terkait Kurikulum Merdeka.
Harjuna Widodo, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kudus menilai progam sekolah penggerak menjadi hal baik. Gelar karya itu sendiri bisa menjadi bentuk studi banding kepada sekolah yang telah menjadi sekolah penggerak.
“Jadi sekolah yang belum menerapkan bisa belajar dari sekolah penggerak,” ujarnya.
Sementara itu Elizabeth Lydia, progam officer Bakti Pendidikan Djarum Foundation menilai jika PBG merupakan komunitas pembelajar yang sejak tahun 2018 mendapatkan pendampingan dari Djarum Foundation.
“guru memegang peran penting dalam mencetak generasi emas. Hal ini yang menjadi dasar Djarum Foundation memberikan pendampingan di PBG sehingga secara konsisten dapat meningkatkan kapasitas guru di Kabupaten Kudus,” tandasnya.
Artikel Terkait
Rembang Maju Penilaian Tahap II Penghargaan Pembangunan Jateng 2023, Bupati Paparkan Pertumbuhan Ekonomi
Ada Tribun Kuburan di Laga Persebaya vs Borneo FC di Gresik, Bakal Dijaga Polisi?
Hipotermia Ancam Pemain Timnas Indonesia di Piala Asia U20 2023
Masih Ada Pemain Belum Bergabung TC Timnas Indonesia Piala Asia U20 2023, 7 Pemain Akan Dicoret
Pemain Bajul Ijo Cetak 2 Gol Dalam Waktu Dua Menit, Laga Persebaya vs Borneo FC Berakhir Dramatis
Aparat Kepolisian dan Perhutani Cepu Gagalkan Pencurian Kayu Jati
Asyik, Disbudpar Kudus Gandeng Ekraf, Buka Layanan Cukur Gratis untuk Ojek dan Pedagang Menara