“Pembuatannya juga cukup mudah. Untuk bioantibakterinya, daun sirih itu akan dicuci, dikeringkan, dan dihaluskan kemudian direndam. Sementara alatnya setelah didesain sedemikian rupa barulah kemudian dilakukan perakitan. Total butuh waktu sekitar delapan bulan untuk pembuatannya,”tambahnya.
Sementara itu, guru pembimbing sains SMP N 3 Pati Rauf mengatakan, hasil temuan siswanya memiliki potensi yang cukup besar. Mesin ventilasi udara mekanik itu juga telah diuji di Institut Sains dan Tekhnologi Akprind Jogja.
“Alat ini dinilai layak dan memiliki standar uji. Yakni memenuhi kriteria dari Kementrian Keeshatan. Baik dari standar kimia udara maupun indeks biologi udara. Jadi alat ini cocok untuk menjaga kesehatan maupun untuk terapi. Karena udara yang keluar mengandung antibakteri sehingga sangat bermanfaat untuk tubuh," ujarnya.
Kelebihan di bidang kesehatan itulah yang kemudian membawa penelitian itu mendapatkan medali emas sekaligus special award dalam ajang bergengsi ISIF.
Padahal kompetisi itu mengambil juri dari Rumania dan Malaysia yang sangat berkualifikasi.
“Ketahanan alat ini juga menjadi kelebihan. Dihidupkan satu minggu pun kuat,” tandasnya.
Sementara itu Kepala SMPN 3 Pati Ruqayah mengapresiasi prestasi dari para siswanya. Pihaknya pun mendorong agar hasil temuan itu bisa semakin dikembangkan ke depannya.
“Kami siap terbuka bilamana ada perusahaan, instansi maupun pemerintah daerah jika ingin mengembangkannya secara massal.Kami siap jika ada pengembangan kerjasama,” ujarnya.
Dia berharap serta berupaya agar temuan itu tidak berhenti sampai disitu saja. Dengan dikembangkan diharapkan bisa bermanfaat untuk banyak orang.
“Ini juga wujud komitmen kami dalam memacu kreativitas siswa,” pungkasnya.
Artikel Terkait
AHI Awards 2022, Semen Gresik Jadi Institusi Terpopuler di Media Digital
3 Negara ASEAN Adu Target, Timnas Indonesia Adem Ayem : Ada yang Target Lolos Piala Dunia Tapi Tak Kesampaian
Menang 1-0 Tapi Timor Leste Tersingkir : Brunei Darussalam Jumpa Timnas Indonesia di Piala AFF 2022
Menjaga Nafas Bordir Icik, Kain Warisan Budaya Khas Kudus
Saling Tuding Unsur DPRD tentang Lambatnya Pembahasan Raperda Pesantren