KUDUS, suaramerdeka-muria.com - LPPM IAIN Kudus menawarkan pengembangan kopi Muria.
Ketua LPPM IAIN Kudus Mohammad Dzofir mengatakan, kopi menjadi produk khas kawasan Pegunungan Muria. perkebunan kopi di lereng Gunung Muria mencapai sekitar 452 hektare.
Berdasarkan kajian tim LPPM ditemukan sejumlah problem yang dihadapi oleh para petani maupun pelaku UMKM produk kopi Muria mulai dari hulu hingga hilir.
Mulai dari proses budi daya, pengolahan, pengemasan, hingga pemasaran produk Kopi Muria.
Persoalan lain yang merisaukan adalah penjualan kopi Muria dalam bentuk biji mentah ke wilayah lain.
Baca Juga: Link Download Twibbon Menarik Hari Santri Nasional 2021, Santri Siaga Jiwa Raga
''Pendampingan dan pemberdayaan kopi Muria dari hulu sampai hilir sangat diperlukan. Dari delapan wilayah pengembangan kopi Muria tersebut dapat dipetakan menjadi tiga kluster pengembangan,'' ungkapnya.
Pertama, wilayah pengembangan budidaya dan penanaman kopi. Kluster ini meliputi Desa Menawan dengan lahan seluas 10 hektare, Rahtawu seluas 1.200 hektare, Colo seluas 49 hektare, Dukuh Waringin hanya menggarap lahan dua hektare dari potensi seluas 50 hektare, Japan seluas 100 hektare, Kuwukan hanya menggarap lahan 5 hektare, dan Kajar hanya menggarap 20 hektare.
Baca Juga: Sejarah Lengkap Hari Santri, Resolusi Jihad Mengawali
Artikel Terkait
Ada Festival Kopi di Rembang, Ajak UKM Kopi Naik Kelas
Serunya Festival Kopi Muria, Seratusan Barista Menyeduh Kopi di Pijar Park
Nekat Tak Bermasker, Tiga Pemuda Ini Terjaring Razia di Warung Kopi di Rembang