Mereka praktik wawancara cegat dengan nara sumber kalangan guru.
Baca Juga: Edan, Dililit Utang, Perangkat Desa di Lasem Ini Carikan Istrinya Suami Kedua Melalui MiChat
“Ini untuk mengembangkan budaya literasi untuk kalangan siswa. Kami ingin siswa bisa mengembangkan potensi literasi dengan menulis dan membaca. Kami juga pamerkan puluhan judul buku yang merupakan karya siswa. Buku-buku tersebut sebagian besar bergenre sastra, seperti kumpulan cerpen dan puisi,” jelas Kepala SMPN 2 Rembang Nur Hasan.
Meski dilaksanakan secara tatap muka, workshop tetap mematuhi protokoler kesehatan.
Semua peserta wajib bermasker dan tempat diatur sedemikian rupa agar tidak menimbulkan kerumunan.
Baca Juga: Kejaksaan dan Polisi Akan Memproses Hukum e-Warong yang Menyalurkan Bantuan Sembako Kualitas Jelek
Ketua panitia pelaksana, Rosita Lisiana Putri mengungkapkan, workshop literasi ini sudah kali kedua digelar.
Program ini sebagai upaya sistematis sekolah menanamkan dan memahamkan budaya literasi kepada kalangan siswa.
“Literasi bukan hanya membaca saja, tetapi bisa juga menulis atau bahkan berdiskusi. Budaya-budaya seperti ini yang ingin kami tumbuhkan kepada siswa. Targetnya adalah mereka punya karya jurnalistik berbentuk buku,” ungkap Rosita.
Seorang siswa Kelas 9 peserta workshop, Zalzalia Elqueenta Kiani mengaku mendapatkan banyak ilmu dari kegiatan ini.
Ia juga merasa lebih kreatif dan percaya diri mengembangkan potensi menulis.
"Materi yang disampaikan bermanfaat dan mampu mendongkrak minat baca dan tulis. Setelah dapat materi, kami menjadi lebih kritis terhadap hal baru," kata Zalzalia.
Artikel Terkait
Siswa dan Guru Kolaborasi, SMPN 2 Rembang Sukses Produksi Teh Daun Kelor dan Pupuk Organik
PTM Terbatas Dimulai, Sekolah Wajib Siapkan Satgas Khusus
Masih Ada Sekolah Ambruk, Ketua DPRD Kudus Sebut Kinerja Disdikpora Lemah
Pembelajaran Tatap Muka di Sekolah Diklaim Aman, Ujian Siswa Digelar Langsung Terbatas
Sekolah Direnovasi, Siswa SD di Kudus ini Numpang Ujian PTS di Rumah Warga