REMBANG, suaramerdeka-muria.com – Daratan Jawa tersurat mewariskan ribuan ulama yang tersebar di sejumlah pelosok.
Salah satu yang tersohor adalah Mbah Ma’shoem Lasem, biasa dipanggil Mbah shoem oleh para santrinya.
Mbah Shoem adalah ulama kharismatik asli Lasem, Kabupaten Rembang.
Baca Juga: Gunakan Teknologi Modern Laser Computer Numeric Control, UPGRIS Ajak Pengrajin Bambu Blora Berkreasi
Perannya menjadi salah satu hal terpenting dalam penyebaran agama Islam melalui pesantren di daratan Jawa.
Ia pun termasuk tokoh yang berperan penting dalam lahirnya Nahdlatul Ulama’ (NU) pada 1926.
Dari sejumlah karomah yang dimiliki Mbah Shoem, paling identik dan khas adalah kecintaan beliau terhadap fakir dan miskin.
Baca Juga: Kasus Perceraian di Kudus Meningkat Selama PPKM
Harta yang dimilikinya selalu ia sisihkan untuk memastikan terjaminnya kebutuhan fakir dan miskin.
Dari hal itu, Mbah Shoem disebut rela “turun gunung” menanyakan zakat kepada para santrinya di berbagai pelosok desa.
Tujuannya adalah mengingatkan, jika ada kekurangan zakat dari hasil panen agar dicukupi dan dititipkan kepadanya.
Salah seorang cucu Mbah Shoem, KH Muhamad Zaim menuturkan, zakat dari para murid Mbah Shoem selanjutnya dibawa ke Lasem.
Baca Juga: Terungkap, 867 Hektare Tanah Aset Pemkab Rembang Tidak Bersertifikat
Harta zakat tersebut oleh beliau kemudian dibagikan kepada kalangan fakir dan miskin yang ada di sekitar.
“Jika musim panen padi, Mbah Shoem mendatangi murid-muridnya, dan menanyakan zakatnya. Jika zakatnya masih kurang, Mbah Shoem akan memintanya untuk dibagikan kepada kalangan tidak mampu,” jelas Gus Zaim.
Bangun Pesantren
Artikel Terkait
Semen Gresik Borong Puluhan Hewan Kurban Peternak Dampingan, untuk Pesantren hingga Sedulur Sikep
Serbuan Vaksinasi Sasar Pondok Pesantren, Imunitas Santri Jadi Bertambah