''Bayangkan nasi untuk jamaah haji Indonesia malah produk impor. Padahal beras yang biasa dikonsumsi warga Indonesia beda dengan bahan pangan miliknya Arab Saudi atau negara lain,'' ungkapnya.
Kapoksi Komisi VIII dari Fraksi Gerindra ini menyebut jika posisi daya tawar Indonesia di hadapan Arab Saudi tinggi, karena ibadah haji dan umroh asal Tanah Air sangat besar dan menghasilkan sumber devisa besar bagi negaranya.
Wachid juga menyebut, untuk saat ini jamaah haji asal Indonesia masih ada yang berada di Tanah Suci.
Kloter terakhir jamaah haji Indonesia tiba di Tanah Air pada pertengahan Agustus mendatang.
Namun, Arab Saudi ternyata sudah membuka pintu untuk pelaksanaan umroh. Minat warga Indonesia untuk umroh ini juga sangat tinggi.
Baca Juga: Daftar Tunggu Haji Nyaris Capai 100 Tahun, Berikut Ini Doa dan Amalan Agar Segera Naik Haji
''Bargaining position kita tinggi. Itu mestinya bisa dimaksimalkan agar kuota, layanan dan fasilitas yang diterima jamaah Indonesia bisa lebih oke,'' tegasnya.
***
Artikel Terkait
Jepara Urung Dapat Berkah Pembangunan Tol Semarang-Demak, Ini Penyebabnya
Zuhur, 22 Jemaah Haji Kloter 2 Tiba di Jepara
Dayung Bikin Blora Melambung di Klasemen Popda Jateng 2022 : Kudus, Jepara, Pati Bersaing, Rembang Tercecer
Astaga! Pembangunan 10 Rumah Komunitas di Jepara Terhenti Gegara Material Hilang
422 Jemaah Haji Jepara Sudah Tiba
Jepara Tanggap Darurat PMK
Pemkab Jepara Optimalkan Program Jamsostek Bagi Non ASN dan Pekerja Rentan
Pengelolaan Pariwisata di Jepara Perlu Dioptimalkan
Hebat! 111 Siswa MAN 1 Jepara Diterima di Perguruan Tinggi Negeri
Tolak Status Outsourcing, THL Mengadu ke Pj Bupati Jepara