Kelas Roboh, Siswa SD 4 Prambatan Kidul Kudus Belajar Lesehan di Musala

- Senin, 30 Agustus 2021 | 16:29 WIB
Siswa SD 4 Prambatan Kidul belajar secara lesehan di musala setelah ruang kelasnya ambrol, Senin (30/8). (suaramerdeka.com/Saiful Annas)
Siswa SD 4 Prambatan Kidul belajar secara lesehan di musala setelah ruang kelasnya ambrol, Senin (30/8). (suaramerdeka.com/Saiful Annas)

KUDUS,suaramerdeka-muria.com – Disaat siswa bergembira menyambut pembelajaran tatap muka perdana selama pandemi Covid-19, siswa SD 4 Prambatan Kidul harus rela belajar lesehan di musala sekolah.

Siswa SD 4 Prambatan Kidul tak bisa masuk kelas menjalani pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas setelah ruang kelasnya roboh.

Belasan siswa menjalani PTM terbatas di musala yang ada di SD tersebut, Senin (30/8). Kepala SD 4 Prambatan Kidul Himawanto mengatakan, musala terpaksa difungsikan sebagai ruang kelas karena tiga ruang kelas rusak berat.

Dua ruang yakni kelas I dan III atapnya sudah roboh. Sementara atap ruang kelas II memang masih ada, namun kayu atapnya sudah melengkung. Khawatir tiba-tiba roboh, ruang kelas itu pun tidak digunakan untuk PTM terbatas.

“Kami terpaksa menggunakan musala dan ruang serbaa guna untuk pembelajaran siswa. Jika dipaksakan, kami khawatir ruang kelas tiba-tiba ambrol. Untuk dua ruang kelas yakni kelas I dan III juga tidak mungkin digunakan karena saat ini sudah tidak ada atapnya,” kata Himawanto.

BACA JUGA : Jelang Sekolah Tatap Muka, Tiga Ruang SDN di Kudus ini Rusak Parah

Ia menyebut, musala dan ruang serbaguna di sekolahan akan terus dimanfaatkan sampai nantinya, ketiga ruang yang kondisinya rusak sudah diperbaiki.

Termasuk saat pelaksaaan penilaian tengah semester nanti.

“Semesteran nanti ya tetap seperti ini, kalau di musala lesehan, di ruang serbaguna pakai kursi. Semestinya ada orang tua yang komplain, tapi kondisinya memang seperti ini,” katanya.

Saat pelaksaan PTM terbatas itu, lanjut dia, teknis yang diterapkan di SD 4 Prambatan Kidul dibagi menjadi dua sif terpisah. Pembelajaran dilaksanakan selama dua jam setiap sif.

“Karena ruangan terbatas, sebagian masuk pagi, sebagian lainnya masuk siang. Untuk kelas satu masuk pagi semua karena jumlahnya tidak terlalu banyak,” katanya.

Himawanto berharap gedung sekolah yang ia pimpin segera mendapatkan alokasi perbaikan. Pihaknya sudah melaporkan kondisi sekolah ke Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga.

 

Editor: Abdul Muiz

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Tumpukan Sampah Sempat Penuhi Balai Jagong

Selasa, 30 Mei 2023 | 05:29 WIB
X