KUDUS,suaramerdeka-muria.com – Peringatan Ta’sis (hari berdirinya) ke-488 Menara Kudus dimeriahkan kirab Banyu Panguripan (air kehidupan) dari sebanyak 468 Punden dan belik di Kabupaten Kudus.
Air tersebut dibawa oleh sebanyak 197 rombongan dari Pendapa Kabupaten Kudus ke Menara Kudus, Minggu (5/1) siang.
Iring-iringan kirab dilepas Bupati Kudus Hartopo, sekitar pukul 13.00 WIB. Banyu panyuripan yang disimpan di dalam kendi itu sebelumnya sudah dibacakan doa dan khataman sebanyak 19 kali.
Baca Juga: Menara Kudus, Bukan Merudhandha Agung
Panitia Tasis Menara Kudus Abdul Jalil mengatakan, penetapan jumlah 197 rombongan bukannya tanpa alasan. “Karena Ta’sis Menara Kudus ada 19 Rajab, Rajab adalah bulan ketujuh dalam tahun hijriyah, maka kami batasi peserta kirab sebanyak 197 rombongan saja,” katanya.
Jalil menambahkan, jumlah ini hanya sekitar seperempat dari total belik dan Punden yang sudah terdaftar oleh Yayasan Makam, Masjid, dan Menara Kudus (YM3SK).
Jalil menambahkan, kehadiran bregodo yang mempimpin iring-iringan kirab menjadi pembeda dari kirab Banyu Panguripan tahun sebelumnya. Kehadiran bregodo atau pasukan penabuh genderang ini menguatkan status Sunan Kudus sebagai seorang panglima perang.
“Panglima perang memiliki pasukan infanteri, salah satu komponen pasukan infanteri adalah bregodo ini. Kami menampilkan sebanyak 60 orang yang berperan sebagai bregodo ini,” ujarnya.
kirab Banyu Panguripan ini membawa semangat Keadaban untuk Peradaban. Jalil menuturkan, semangat ini untuk meneguhkan bahwa untuk membangun sebuah peradaban harus dilandasi dengan sebuah keadaban, yang ditunjukkan dengan otak yang cerdas dan hati yang bersih.
Bupati Kudus Hartopo dalam sambutannya berharap nilai-nilai kearifan lokal Kudus terus digali untuk memperkaya budaya daerah.
“Banyak nilai-nilai yang sudah diwariskan oleh para pendahulu yang bisa menjadi bekal kita dalam menghadapi permasalahan masa kini,” ujarnya.
Melalui kirab Banyu Panguripan ini, Hartopo juga mengingatkan pentingnya menjaga mata air (belik) sebagai sumber kehidupan masyarakat.
“Dengan kirab ini harus muncul semangat untuk melestarikan lingkungan melalui mata air di belik dan Punden tokoh-tokoh yang tersebar di Kudus,” ujarnya.
Artikel Terkait
Tok! Mulai Besuk Peziarah Tak Bisa Lagi Naik Becak Menuju Menara Kudus
Revitalisasi Taman Menara Kudus Dianggarkan Rp 800 Juta, Pangkalan Ojek Wisata Direlokasi
Ojek Wisata Protes Rencana Penggusuran Pangkalan Taman Menara Kudus
Fraksi ANHD DPRD Kudus Minta Revitalisasi Taman Menara Dikaji Ulang
Penataan Dimulai, Puluhan Pedagang di Taman Menara Kudus Bakal Direlokasi
Proyek Taman Menara Hampir Rampung, Jalan Sunan Kudus Akan Jadi Satu Arah
Asyik, Disbudpar Kudus Gandeng Ekraf, Buka Layanan Cukur Gratis untuk Ojek dan Pedagang Menara