Ngaji Suluk Maleman, Anis Mengajak Masyarakat Menjauhi Sifat Kebinatangan

PATI, suaramerdeka-muria.com - Forum Ngaji NgAllah Suluk Maleman memasuki tahun kesebelas. Dalam peringatannya, budayawan Anis Sholeh Ba'asyin mengajak masyarakat mengevaluasi diri.

Pengasuh Ngaji Suluk Maleman itu, mengingatkan hakekat manusia. Menurutnya, dalam diri manusia ada unsur materi atau benda, hayat atau hidup, nafs atau gerak, kemudian akal, qulb atau hati serta ruh.

Unsur materi dan hayat, kata dia, bersifat dhohir, sementara mulai unsur nafs hingga ruh berkategori yang batin.

"Sebagai contoh, di dunia binatang misalnya, setiap pejantan biasanya akan menandai wilayahnya. Kalau ada pejantan baru mereka akan gelut (bertarung). Ironisnya, sebagian manusia rupanya juga ada yang begitu," ujarnya dalam Ngaji Suluk Maleman yang berlangsung di Rumah Adab Indonesia Mulia Pati, Sabtu (21/1) malam.

Manusia yang berkecenderungan demikian, menurutnya seringkali menganggap orang baru sebagai pesaing dan akan diserang, difitnah, dihabisi. Anis menyebut, jika manusia memiliki sifat seperti itu, maka masih dalam fase kebinatangan.

Baca Juga: Pantura Kembali Makan Korban, Vario Hindari Lubang, Pelajar Perempuan Tewas Tersambar Bus

Baca Juga: Hasil Al-Nassr vs Ettifaq : Debut Cristiano Ronaldo Tak Bisa Cetak Gol

Baca Juga: Jadwal BRI Liga 1 Hari Ini : Persebaya vs Bhayangkara FC, Persis vs Persikabo Dua Laga Numpang

Jika manusia masih bertindak seperti itu berarti belum beragama, meski pun mengenakan asesori keagamaan. Fungsi agama, yakni menuntun manusia untuk mengatasi daya tarik kebendaan, kehidupan dan kebinatangan serta mengantarnya ke kedudukan yang lebih tinggi.

"Artinya, setiap saat kita harus selalu mewaspadai diri sendiri. Mewaspadai setiap kecenderungan diri, apakah masih didikte oleh kecenderungan kebendaan, kehidupan atau kebinatangan, atau atas bimbingan akal, hati dan ruh kita?” jelas Anis.