Rembang, suaramerdeka.com-muria - Tim gabungan dari Provinsi Jawa Tengah dan Kabupaten Rembang Rabu (18/1/2023) pagi hingga sore hari melakukan verifikasi tanah gerak yang terjadi di Dukuh Grajen Desa Sumberejo Kecamatan Rembang Kota.
Dikki Rulli Perkasa, Kepala Bidang Penangganan Darurat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Tengah mengaku kaget dengan kondisi tanah gerak di Dukuh Grajen itu.
''Saat datang pertama beberapa pekan lalu, hanya ada permohonan bantuan untuk 11 rumah di Sumberejo. Namun saat verifikasi lapangan saat ini, kondisi sudah berubah. Rumah yang terdampak semakin banyak,'' jelas dia.
Dia mengatakan dengan kondisi yang semakin parah, pihaknya menyarankan pembuatan area pengungsian.
''Kalau kondisi seperti ini sedapat mungkin menghindari korban. Mungkin bisa dibuat pengungsian di balai desa, disiapkan tenda dan disewakan rumah,'' tegas dia.
Terkait relokasi warga yang terdampak tanah gerak di Dukuh Grajen itu, BPBD Provinsi Jawa Tengah masih menunggu kajian dari Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jawa Tengah.
''Setelah mengetahui kondisi tanah, nanti dinas Pekerjaan Umum atau Sumber Daya Air misalnya melakukan penguatan kajian. Kajian-kajian itu nanti yang menjadi dasar untuk relokasi,'' terang dia.
Hadi Sunarto, staf teknis Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTaru) Kabupaten Rembang mengatakan hampir semua rumah yang terdampak mengalami ambles di sisi kanan.
''Kalau pertama sempat ada wacana untuk ditalud. Namun kalau kondisi ambles satu sisi ini sepertinya tidak memungkinkan dibuat talud,'' kata dia.
Kemudian dia juga mengatakan sempat muncul usulan untuk melakukan soneling di kawasan yang terdampak.
''Soneling yaitu dengan mengebor hingga lapisan tanah yang kuat kemudian di beton. Namun ini masih usulan. Kami terlebih dahulu akan melaporkan hasil pemantauan hari ini ke dinas,'' tegas dia. ()
