KUDUS,suaramerdeka-muria.com – Dengan lembut Sukaeri (45) mengoleskan bedak ke pipi kanan Lestari (52) yang duduk di depannya. Sapuan kuas bedaknya kemudian bergerak dari pipi kanan ke pipi kiri, hidung, dahi, dan bagian wajah lainnya.
Dipandu seorang instruktur make up di sebelahnya, Sukaeri terlihat cukup lihai merias perempuan paruh baya yang duduk di depannya.
Sukaeri dan Lestari adalah dua dari ratusan pengungsi banjir yang terpaksa dievakuasi ke aula gedung DPRD Kudus,
Baca Juga: Indahnya Toleransi di Balik Banjir Kudus, Pengungsi Muslim Salat di Aula Gereja
Kamis (12/1) pagi, Sukaeri dan pengunsi banjir lainnya asal Desa Karangrowo, Kecamatan Undaan, Kabupaten Kudus mendapatkan pelatihan merias dari instruktur LKP Insan Mandiri Antoc.
Pelatihan merias itu menjadi bagian trauma healing bagi ibu-ibu dan perempuan korban banjir yang dievakuasi di aula DPRD Kudus, sejak 1 Januari lalu.
“Selain mengungsi dari banjir alhamdulillah di sini kami mendapatkan banyak ilmu. Selain merias, besok katanya mau diajari pelatihan memotong rambut. Jadi pulang dari sini nanti bisa merias keluarga kami,” ujarnya.
Hal senada diungkapkan Lestari. Mengungsi dari banjir adalah pilihan terakhir untuk meninggalkan rumahnya yang terendam banjir sejak pergantian tahun ini. Ia mengaku sejak mengungsi di aula DPRD Kudus, mendapat banyak perhatian.
“Tidak hanya makan dan minum, serta kebutuhan pribadi lainnya. Kami disini juga mendapatkan ilmu melalui pelatihan-pelatihan, serta hiburan,” katanya.
Koordinator LKP Insan Mandiri Antoc Catur Putra menuturkan, pelatihan ini sengaja digelar agar para pengungsi, terutam ibu-ibu dan remaja putri, tidak larut dalam kesedihan karena menjadi korban banjir.
“Selain di Aula DPRD Kudus, kami juga menggelar pelatihan di sejumlah pengungsian lainnya seperti di Desa Gulang, Payaman, dan Setrokalangan. Kami memberikan pelatihan merias, senam kejiwaan dengan irama selawat, besok rencananya dilanjutkan dengan pelatihan potong rambut,” ujarnya.
Antoc berharap pelatihan singkat ini memberikan bekal berarti bagi para pengungsi. Setelah nanti pulang kembali ke rumahnya, mereka bisa mengaplikasikan ilmu merias ketika ada keluarga yang punya hajat, wisuda, kelulusan, atau saat mengikuti karnaval.
“Yang lebih penting lagi mereka tak larut dalam kesedihan karena banjir ini. Semoga banjir lekas surut dan mereka bisa kembali ke rumahnya masing-masing,” katanya.
Ketua DPRD Kudus Masan mengatakan, pihaknya sengaja membuka aula DPRD Kudus untuk posko pengungsi banjir sejak 1 Januari lalu. Hingga saat ini total ada sebanyak 247 jiwa dari 120 KK korban banjir di Desa Karangrowo, Kecamatan Undaan, dan Kecamatan Jati.
Artikel Terkait
Bupati Kudus Sentil Sekda Absen Rapat Evaluasi Penanganan Bencana, Sebut Sibuk ‘Ngonten’
Solichin Jabat Kepala Rutan Kudus, Targetkan WBK hingga Siapkan Program Untuk Warga Binaan
Anggota DPRD Kudus Kaget Ada Proyek Ruang Kelas Tanpa Plafon
Banjir, 100 Kilometer Lebih Jalan di Kudus Rusak
Cek Banjir Kudus dan Serahkan Bantuan, Ini Perintah Kasdam IV Diponegoro Untuk Anggota TNI
Daftar Tunggu 38 Ribu, Kuota Haji Jepara Tahun ini 1.397
Puluhan Kios di Terminal Wisata Colo Kudus Mangkrak, Penataan Ulang Butuh Rp 5 Miliar