KUDUS, suaramerdeka-muria.com – Di tengah musibah banjir yang terjadi di sejumlah desa di Kudus, ada sebuah cerita toleransi yang begitu indah. Kisah toleransi itu muncul di tempat pengungsian di gereja yang ada di Desa Tanjung Karang, Kecamatan Jati.
Desa Tanjung Karang, Kecamatan Jati memang menjadi salah satu desa yang terdampak banjir cukup parah di Kabupaten Kudus. Alhasil sejumlah warga harus mengungsi ke tempat yang lebih aman.
GKMI Tanjung Karang menjadi salah satu tempat yang dijadikan pengungsian. Meski begitu tempat itu tak membatasi agama tertentu namun semua warga diizinkan untuk mengungsi di posko tersebut.
Keindahan toleransi beragama pun terlihat disana. Warga muslim tampak melaksanakan salat di aula gereja tersebut. Meski berbeda agama namun hal itu tak menjadi perbedaan yang dipermasalahkan.
Baca Juga: Pelanggar Lepas Nopol, Polisi Kembali Berlakukan Tilang Manual
Baca Juga: Plafon SDN 3 Glagahwaru Kudus Ambrol Saat Jam Sekolah
Baca Juga: Harlah Ke-50, Ini Rangkaian Kegiatan di DPC PPP Jepara
Pengurus GKMI Tanjung Karang, Boedi Poedjijono mengatakan tidak pernah mempermasalahkan sekalipun aula gereja dimanfaatkan warga muslim untuk beribadah salat. Pihaknya sangat terbuka dan menghargai umat agama manapun.
“Kami sangat menghargai kepercayaan mereka, mau ibadah di sini terbuka, tidak mau melarang,” ujarnya.
Dikatakannya, gereja tersebut memang sudah sering dijadikan tempat pengungsian. Setiap banjir besar seringkali jadi pengungsian, mulai 2021 sudah digunakan untuk mengungsi.
“Warga dipersilakan mereka menempati aula selama banjir,” terangnya.
Hingga saat ini sendiri dia mencatat sudah ada 127 orang yang mengungsi. Yakni dari 34 kepala keluarga (KK). Warga telah menempati aula gereja itu sendiri sejak Sabtu (31/12/2022) lalu.
Sementara itu Dina, salah satu warga yang mengungsi mengatakan dia bersama anak dan suaminya lantaran rumahnya tergenang banjir hingga sepinggang orang dewasa. Banjir telah masuk ke rumahnya sejak Sabtu (31/12/2022) lalu.
Salah satu warga yang mengungsi Dina mengaku rumahnya kebanjiran sejak hari Sabtu (31/12) kemarin. Rumahnya terendam banjir hingga masuk ke dalam. Imbasnya dia bersama anak dan suami mengungsi di gereja.
“Sampai sekarang belum surut. Sudah lima hari ini mengungsi,” tandasnya.
Artikel Terkait
Tanggap Bencana, Siswa SMK di Kudus Buka Bengkel Keliling Gratis Bantu Korban Banjir
Pelatih Vietnam Park Hang Seo Disebut Cocok Gantikan Keisuke Honda Sebagai Pelatih Kamboja
ASN Diinstruksikan Bayar Zakat Penghasilan Rutin, Baznas Siap Jemput Bola
Ini Penyebab Pelatih Vietnam Park Hang Seo Marah marah Saat Jumpa Pers Jelang Laga Semifinal vs Indonesia
Mustasyar PCNU Jepara KH Ubaidilah Noor Umar Wafat
Ketinggian Banjir di Jepara Hingga 1,5 Meter. Ribuan Warga Terdampak