JEPARA, suaramerdeka-muria.com – Munculnya perbedaan pendapat menjadi keniscayaan dalam kehidupan manusia. Untuk itu, hendaknya dibiasakan berdialog untuk mencari titik temu. Hindari kekerasan, selesaikan perbedaan dengan adu pendapat.
Hal itu dikemukakan Rais Syuriyah PBNU Prof Dr Ir KH Mohammad Nuh DEA saat memberikan ceramah ilmiah pada Wisuda ke-1 Ma’had Aly Balekambang Ponpes Roudlotul Mubtadiin Balekambang Jepara di Aula Kampus, Minggu(18/12).
Kegiatan dihadiri Pengasuh Ponpes Balekambang KH M Ma’mun Abdulloh ZA,beserta istri Hj Ulfatun Najihah, Wagub Jateng Taj Yasin, PJ Bupati Jepara Edy Supriyanta, Bambang Haryanto (Kejagung) , Sekda Jepara Edy Sujatmiko, pejabat unsur Forkopimda Jepara,sejumlah Pimpinan perangkat daerah, Kabid PD Pontren Kanwil Kemenag Jateng Dr Nur Abadi, Kakankemenag Jepara Muh Habib, Forkopimcam Nalumsari, dan Mayong, perwakilan ponpes, perguruan tinggi ,dan Ma’had Aly yang berada Jepara,Kudus, Demak, dan Pati, pengurus NU, sejumlah pengusaha, serta keluarga wisudawan.
Baca Juga: Pesantren Balekambang Helat Halaqah Fiqih Peradaban
Mohammad Nuh yang pernah menjadi Menteri Pendidikan, dan Menteri Kominfo itu mendorong terbangunnya dialog, dalam menghadapi perbedaan pendapat. Jangan sampai melawan perbedaan dengan grudugan. Dalam tradisi keilmuan, paparnya, pendapat atau tesis/tesa yang sudah ada, akan memunculkan perlawanan (antitesis). Pertarungan tesis dan antitesis akan memunculkan sintesis(gabungan).
Dan akhirnya, menjadi tesis baru. Dan begitulah seterusnya.
Dalam kehiduan sekarang, persoalan yang dihadapi mausia semakin kompleks dan rumit. Untuk itulah, dibutuhkan penyelesaian atau solusi komprehensif dari berbagai disiplin ilmu. Perlu pemikiran yang kreatif.
Hal hal yang baik dipertahankan dan dikembangkan, agar lebih baik.
Kepada para wisudawan/wisudawati, Prof M Nuh mendorong agar terus mengembangkan ilmu dan keahliannya, dengan studi lanjut. Juga mengamalkan ilmu dengan bekerja melayani masyarakat.
‘’Yang belum punya pasangan, menikahlah. Seabagai tanda syukur, sebaiknya, sebelum menikah memberikan wakaf kepada Ma’had Aly dan Pondok pesantren yang telah memberikan kesempatan memperdalam dan mengembangkan ilmu," katanya.
Mudir Ma’had Aly Balekambang Nurdin Lubis mengatakan wisuda perdana diikuti 17 mahasantri, angkatan pertama yang masuk tahun akademik 1917/1918. Selama lima tahun, mereka telah menyesaikan studi, Takhasus Hadits dan Ilmu Hadits.
Pada prosesi wisuda, Amin Ashari memimpin kawan kawannya membaca ikrar. Sedangkan Abdul Rosyid, menyampaikan sambutan mewakili wali mahasantri. Sementara, putra sulung KH M Ma’mun Abdulloh ZA, KH M Ali Sibromalisi menyampaikan sambutan pengasuh Ponpes.
Sebelum menerima ijazah yang disampaikan Mudir Ma’ahad Aly, para wisudawan unjuk kecakapan sebagai sarjana ahli hadits. Wisudawan putra menerima sorban dari Pengasuh Ponpes KH M Ma’amun Abdulloh ZA, dan wisudawati menerima slayer dari Hj Ulfatun Najihah.
Pada kesempatan itu, Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin menyampaikan kabar baik kepada para wisudawan. Mereka, ahliannya sudah diakui negara.
Artikel Terkait
Ponpes Balekambang Tuan Rumah Munas Mahasiswa Politeknik se-Indonesia
Penjabat Bupati Ajak Sukseskan Munas Mahasiswa Politeknik di Ponpes Balekambang
Gubernur Ganjar Dijadwalkan Buka Munas Mahasiswa Politeknik di Ponpes Balekambang
Melalui Baznas, Ponpes Balekambang Terima Ambulans BKPH
Mahasiswa Politeknik Balekambang Dampingi UMKM Bategede
Pesantren Balekambang Helat Halaqah Fiqih Peradaban