Masut menuturkan, inovasi terbaik akan mewakili Kabupaten Kudus mengikuti kompetisi serupa di tingkat provinsi maupun nasional.
"Ini sejalan dengan arahan bupati Kudus agar setiap bidang di seluruh OPD memiliki inovasi pelayanan publik. Sudah sering ditekankan inovasi ini penting agar pelayanan tidak monoton," katanya.
Dosen Program Studi Administrasi Publik Universitas Diponegoro (Undip) R Slamet Santoso menuturkan, banyaknya inovasi di bidang kesehatan menunjukkan tenaga kesehatan di Kabupaten Kudus adaptif dan responsif menghadapi tantangan pandemi Covid-19 yang melanda dua tahun terakhir.
Hanya saja inovasi tersebut masih butuh banyak penyempurnaan. Termasuk pengembangan aplikasi dan kolaborasi sehingga inovasi tersebut bisa diterapkan juga di instansi lainnya.
"Inovasi harus didukung dengan data, termasuk data pembanding. Yang terpenting juga adalah kebaruan apa yang diusung dalam inovasi tersebut, serta bagaimana keberlanjutan inovasi tersebut," ujarnya.
Artikel Terkait
Anugerah Jurnalistik Apkasi (AJA) 2022 : Lomba Karya Tulis Wartawan tentang Inovasi Daerah, hingga 25 Juni
73 Karya Inovasi Lolos Penjurian Lomba Krenova Bappeda Kudus
NFT Butuh Inovasi, Pengembang Blockhain Asli Indonesia Siapkan Gebrakan
Inovasi Pelayanan Pemerintah Tak Sebatas Buat Aplikasi
Penyuluh Pertanian Ditantang Buat Inovasi dalam Pengentasan Kemiskinan
Bupati Hartopo : Pelayanan Publik Jangan Monoton, Inovasi Harus Jadi Budaya