"Dalam hal ini, kita bukan saja harus dengan sadar mengelola jasad yang merupakan surga yang dititipkan kepada kita dengan menjaga pola hidup. Tapi juga menjaga fasilitas-fasilitas ruhani berupa ruh, hati, akal, dan nafsu agar selaras dengan tujuan keberadaan kita," tandasnya.
Dia lantas menjelaskan bagaimana kita sebenarnya sering menelantarkan surga yang tetap melekat ini demi tujuan-tujuan jangka pendek yang tidak jelas. Bahkan terkadang tanpa tujuan kecuali demi kesenangan sesaat.
Dalam konteks Indonesia, menurutnya surga itu tampaknya bukan hanya melekat pada masing-masing diri penduduknya. Tetapi, juga melekat pada kondisi alam.
"Menelantarkan saja sudah bisa dianggap dosa, apalagi merusaknya. Kalau surga ini lantas jadi neraka, maka jelas itu salah kita semua. Karena tak pernah serius mengelolanya dan hanya tahu mengambil keuntungan sesaat darinya," lanjutnya.
Artikel Terkait
Tim Asia Siap Bikin Kejutan Lagi di Piala Dunia 2022 : Jepang vs Jerman Pukul 20.00 WIB
Raja Copet Diamankan di Pasar, Ada 52 Dompet Korban di Tasnya, Begini Penampakannya
46 Desa di Kudus Miliki Satgas Adat, Ini Tugasnya
Hasil Jerman vs Jepang di Piala Dunia : KEJUTAN LAGi !! Pelatih Jepang Ungkap Rahasia Tundukan Jerman
37 Negara Bakal Berpartisipasi di Kongres Ulama Perempuan di Jepara