KUDUS,suaramerdeka-muria.com – Para pengojek menara mengakui keberatan atas rencana pemusatan tempat mangkal di terminal Bakalan Krapyak. Rencana itu dikhawatirkan justru akan menyebabkan kepadatan arus lalu lintas.
Keberatan itu sempat disampaikan saat sosialisasi kepada tukang ojek menara yang digelar di terminal Bakalan Krapyak kemarin.
Sugiono, pengurus Paguyuban Ojek Menara misalnya mengaku menolak jika semua pengojek dijadikan satu di Bakalan Krapyak.
Baca Juga: Revitalisasi Taman Menara Kudus Dianggarkan Rp 800 Juta, Pangkalan Ojek Wisata Direlokasi
“Alasannya ojek akan crowded di jalan. Sebaiknya seperti semula saja,”terangnya.
Jika benar dilakukan, dia juga menyebut akan rawan menyebabkan kecelakaan di jalanan. Bahkan antar sesama tukang ojek. Hal itu berbeda jika mangkal di sekitar menara maka akan lebih tertata.
“Karena kalau dibilang nanti ada peziarah yang akan mengojek dari menara baru pengojek berangkat ke menara maka khawatirnya jadi kejar-kejaran, adu cepat ini yang berbahaya di jalanan,”tambahnya.
Dia mengaku tak mempermasalahkan penataan taman menara tersebut. Namun dia berharap disiapkan tempat pengganti untuk pengojek yang masih berada di sekitar lingkungan menara.
“Itu belum kalau saat jumlah peziarah membludak. Bayangkan misal satu bus 60 orang. Kalau seperti dari Lirboyo itu bisa sampai 20-30 bus dan serentak. Itu sudah berapa peziarah. Bisa dibayangkan betapa ramainya jalan jika dijadikan satu,”tambahnya.
Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Kudus Catur Sulistiyanto dikatakannya,dalam penataan kawasan menara diakuinya memang tak lepas dari ojek dan kios.Untuk penataan ojek sendiri diakuinya akan dijadikan satu atau dipusatkan di Bakal Krapyak.
“Kami minta diberi kesempatan untuk menata. Pada dasarnya skemanya tetap sama. Hanya mangkalnya saja yang jadi satu. Dijadikan satu di BK tidak ada yang dirugikan,” katanya.
Baca Juga: Tok! Mulai Besuk Peziarah Tak Bisa Lagi Naik Becak Menuju Menara Kudus
Dikatakannya, selama ini ojek yang dari menara akan menghantar peziarah dari menara ke Bakalan Krapyak dan kembali dalam keadaan kosong. Begitu pula sebaliknya, ojek dari bakalan krapyak akan mengantarkan dari Bakalan Krapyak ke menara dan kembali kosong.
“Karena mangkalnya di Bakalan Krapyak nanti akan dikoordinir. Kalau memang ada peziarah yang akan kembali ke terminal, barulah ojek itu akan berangkat untuk menjemput. Jadi Menara hanya menjadi tempat transit baik penurunan atau menaikkan,”tambahnya.
Artikel Terkait
Menara Kudus, Bukan Merudhandha Agung
Lomban di Kolam Wisata Mbalong, Tradisi Syawalan Warga Kesambi
Berpotensi Ganggu Wisata dan irigasi, Warga Minta Eceng Gondok di Bendungan Logung Dibersihkan
Tok! Mulai Besuk Peziarah Tak Bisa Lagi Naik Becak Menuju Menara Kudus
Ada 'Wisata Jeglongan Sewu' di Kudus, Begini Penampakannya
Pelebaran Jalan ke Desa Wisata Rahtawu Telan Rp 5 Miliar, Masih Belum Cukup
Revitalisasi Taman Menara Kudus Dianggarkan Rp 800 Juta, Pangkalan Ojek Wisata Direlokasi