PATI,suaramerdeka-muria.com – Satu lagi museum kini telah muncul di Pati. Desa Bakaran Wetan, Kecamatan Juwana kini telah meresmikan Museum Batik. Langkah itu dilakukan sebagai upaya edukasi ke masyarakat akan Batik Bakaran yang kini menjadi ikon Kabupaten Pati.
Museum itu dilaunching pada Minggu (9/10) malam. Dalam peresmian juga turut digelar serasehan dan dialog budaya yang menghadirkan Mbah bukari salah satu pengrajin batik bakaran senior serta A.M Nugroho seorang budayawan dan ketua Forum For Economic Development.
Wahyu Supriyo, kepala Desa Bakaran Wetan mengatakan, pembuatan museum dinilai penting bagi sarana edukasi terkait batik bakaran. Terlebih saat ini batik bakaran juga telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB).
Baca Juga: Pamer Karya, SMK Manbaul Huda Kembang Gelar Fashion Show Batik on School
“Sejumlah koleksi telah kami siapkan. Mulai dari peralatan membatik dari masa ke masa hingga motif khas dari zaman dulu awal ada batik di Bakaran Wetan, sejarah perkembangan batik, hingga Sembilan proses dalam membatik juga akan ditampilkan disana,”terangnya.
Selain itu nilai dan filosofis kegunaan sejumlah motif juga akan dihadirkan dalam koleksinya. Terlebih zaman dulu batik tak sekadar untuk baju, tapi setiap motif memiliki filosofi dan kegunaan masing-masing.
“Tidak lupa juga untuk tempat pelatihan membatik serta galeri batik yang bisa dibeli wisatawan. Jadi di museum ini nantinya lengkap. Mulai dari edukasi terkait batik, pelatihan maupun jika ingin membeli juga bisa,”tambahnya.
Koleksi-koleksi itu rencananya akan didisplay dengan beragam bentuk. Mulai dari seni instalasi, foto serta disiapkan diorama. Proses Sembilan tahap pembatikan pun akan ditampilkan lewat 9 proses kain serta foto.
Museum itupun nantinya akan dibuka untuk umum dan telah menjadi satu kesatuan paket desa wisata. Sehingga akan cocok bagi masyarakat pecinta batik serta para pelajar.
“Kalau untuk masuk paket wisata sebenarnya tak hanya batik saja tapi juga ada kesenian dan lainnya. Tapi kalau khusus museum dan mau belajar seperti untuk anak sekolah, perorangnya hanya Rp 25 ribu. Itu sudah mendapatkan kain ukuran 40x40 sentimeter dan sudah digambar. Nantinya anaknya bisa belajar nyanting dan nyolet,”tambahnya.
Keberadaan batik bakaran sendiri dikatakannya menjadi kebanggaan tersendiri bagi warga Desa Bakaran Wetan. Saat ini telah ada ratusan motif batik yang telah lahir dari Desa Bakaran Wetan.
“Sebenarnya telah ada 22 motif yang diajukan untuk dipatenkan namun yang diterima baru 9 motif. Motif batik minatani dari Mbah Bukori yang kini jadi seragam ASN juga sudah dipatenkan,”tambahnya.
Artikel Terkait
Catatan Hari Batik 2021 : Kemeriahan Festival Batik di Bakaran Wetan
Difabel Blora Luncurkan Batik Merah Putih di Hari Kemerdekaan RI, Mau Tahu Harganya Berapa?
Gentamas, Kreasikan Batik dari Cerita Rakyat Kudus
Hari Batik : Batik Khas Pati Jadi Tren di Eropa
Pamer Karya, SMK Manbaul Huda Kembang Gelar Fashion Show Batik on School
Pemilihan Putra-Putri Batik Rembang 2022 Digelar, Ini Daftar Lengkap Para Juara