REMBANG, suaramerdeka-muria.com – Seorang laki-laki yang diduga sebagai pekerja proyek pembangunan rumah dinas Kapolres Rembang, ditemukan dalam kondisi tak bernyawa, Selasa 4 Oktoner 2022, sekira pukul 13.30 WIB siang.
Korban ditemukan sudah tergeletak di trotoar yang berada di sekitar rumah dinas Kapolres Rembang dalam kondisi tak bernyawa diduga kuat lantaran tersengat aliran listrik.
Informasi yang disampaikan oleh Sanyoto, warga yang sesaat kejadian berada di lokasi, korban tergeletak dengan kondisi luka bakar.
Luka bakar terlihat di bagian perut ke bawah hingga bagian kaki.
Sanyoto menceritakan, semula ia yang berniat mengantarkan barang dagangan ke toko kawasan Perempatan Zaeni Rembang kaget mendengar suara ledakan keras.
Sekilas ia mengira suara tersebut hanya ledakan trafo.
Namun, selang beberapa saat sejumlah warga berlarian menuju sumber suara tersebut.
Ia yang merasa penasaran juga ikut berlari menuju suara tersebut.
Ternyata sudah tergeletak seorang laki-laki, dengan menggunakan kaos dan celana pendek.
Informasi yang beredar di lokasi kejadian, kata Sanyoto, korban adalah pekerja pembangunan rumah dinas Kapolres.
Baca Juga: Daftar Lengkap Kekayaan Kepala Dinas dan Staf Ahli Bupati Rembang yang Baru Dilantik
Baca Juga: Kabar Baru, PT LIB Putuskan Penundaan Liga 1 dan 2 2022-2023 Berlanjut
“Kondisi korban meninggal dunia, dengan luka bakar di tangan, perut ke bawah sampai kaki hangus semua. Mulanya tidak ada yang berani mengevakuasi. Setelah dipastikan tidak ada lagi sengatan listrik, baru korban diveakuasi,” jelas Sanyoto.
Artikel Terkait
Jadi Korban Arisan Bodong, Sejumlah Biduan di Kudus Lapor Polisi
Hasil Lengkap Kualifikasi Piala Asia U17 : Lima Negara Tersingkir, Dua Dari ASEAN
Sekda Jepara Serahkan SK Pensiun kepada 33 ASN
Bupati Rembang Lantik Kepala Dinas dan Staf Ahli Terpilih Hari Ini, Berikut Daftar Namanya
Elemen Masyarakat Rembang Doakan Korban Tragedi Kanjuruhan
Jadwal Lengkap Kualifikasi Piala Asia U17 2023 Rabu : 18 Pertandingan di 10 Negara, Timnas Indonesia vs UEA
Liga 2 : Dua Laga yang Batal Dilakoni Persipa di Oktober karena Tragedi Kanjuruhan