“Tidak mengenal becek, atau kumuh. Sistem di dalam pedagang akan diberlakukan zonasi. Pedagang ikan kumpul dengan ikan, pakaian dengan pedagang pakaian, biar pembeli nyaman mengakses,” tegasnya.
Hafidz membantah jika pasar yang baru nanti bakal sepi pengunjung.
Justru pengunjung akan bervariatif lantaran pasar lebih bersih sehingga anak muda akan mau mengakses masuk pasar.
“Soal sepi tidak masuk akal. Gak mungkin sepi, pasar hanya satu, tidak terlalu jauh, akses kami buka. Ada terminal tempat bongkar muat. Kok sepi, logika apa yang dipakai,” paparnya.
Justru jika pasar tetap dibangun di lokasi saat ini akan menimbulkan potensi masalah.
Potensi masalah itu antara lain adalah kemacetan, munculnya pasar tiban serta gejolak sosial termasuk kriminalitas.
Hal itu lantaran proses pembangunan pasar dengan sistem multiyear atau dua tahun.
“Kalau kita bangun di situ (tempat semula), ada 1.600 pedagang, aka nada pasar tiban, di mana itu merepotkan. Gejolak sosial akan muncul, kriminalitas akan muncul,” tandas Hafidz.
Artikel Terkait
Temukan Fosil di Dua Titik, Museum Patiayam Tambah Koleksi
Klasemen Hasil AFC Futsal Asian Cup 2022 : Kuwait vs Thailand Bikin Oman Tersingkir, Indonesia vs Lebanon
Semen Gresik Innovation Convention V 2022 Digelar, Ini Daftar Lengkap Pemenangnya
Data dan Fakta Liga 2 2022 : Skuad Muda Impresif, Persipa Jadi Mangsa Teror Mental
Dukung Program 30.000 UMKM Go Digital, Rumah BUMN Rembang Gelar Pelatihan Digital Marketing
Jadwal Kualifikasi Piala Asia U17 2023 Grup G : Malaysia vs Palestina Membuka Duel di Hari Kesaktian Pancasila
Hasil Verval, Anggota Pramuka Jepara Hampir 65 ribu
Dua Santri Sarang Tenggelam Saat Mandi di Laut, Satu Masih Belum Ditemukan, Begini Kronologi Lengkapnya
Omzet Anjlok 50 Persen Akibat Krisis Perang, Pelaku Mebel Kelimpungan
Hasil Pertandingan Menghadapi Tim Ini Tak Akan Dihitung di Kualifikasi Piala Asia U17 : Timnas Indonesia Siap?