KUDUS,suaramerdeka-muria.com – Bagi masyarakat Kudus nama HM Subchan ZE tentu sudah tak asing lagi. Setidaknya nama itu dikenal sebagai salah satu nama jalan utama di Kudus.
Jalan itu ada di sekitar Desa Purwosari, atau tepatnya dari depan Dinas Perhubungan hingga perempatan Jember. Di depan persimpangan jalan terdapat sebuah tiang berwarna biru yang bertuliskan jalan HM Subchan ZE.
Pemberian nama pada jalan itu rupanya bukan sembarangan. Sosok Subchan ZE dinilai merupakan tokoh besar dalam perjalanan Bangsa Indonesia.
Baca Juga: Samin Surosentiko Diusulkan Pahlawan, Begini Tanggapan Gunretno
Tsabit Azinar Ahmad, seorang dosen sejarah Universitas Negeri Semarang kepada awak media mengatakan, Subchan diketahui lahir di Malang Selatan pada 22 Mei 1931 namun tumbuh di lingkungan santri di Kabupaten Kudus.
Ayahnya diketahui bernama Rochlan Ismail, seorang mubaligh, pedagang dan penguruh Muhammadiyah di Malang. Namun sewaktu kecil, Subchan diangkat anak oleh pamannya yakni Zaenuri Echsan. Seorang pengusaha rokok kretek asal Kudus.
Sosok Subchan sendiri kemudian menjadi tokoh nasional. Dia bahkan kemudian menjadi salah satu pengurus Partai NU sekitar di tahun 1950an.
Tak hanya di bidang politik, Tsabit menjelaskan jika Subchan pula yang menjadi salah satu tokoh yang meminta pembubaran PKI pasca kejadian pada tahun 1965.
“Dia waktu itu menjadi salah satu komponen yang perannya besar untuk menghancurkan PKI pasca kejadian1965, karena dia waktu juga salah satu yang menggerakkan Banser, karena dia merupakan tokoh juga dari Partai NU,” ujar Tsabit.
Peran besar Subchan akhirnya sempat mengantarkannya menjadi wakil MPRS saat peralihan kepemimpinan pada tahun 1960-an. Namun dengan posisinya itu, dia tetap menunjukkan sikapnya.
Subchan dikenal sebagai sosok yang mengkritik keras kebijakan orde baru yang dipimpin oleh Soeharto. Subchan memang sempat tidak sepakat dengan pikiran Soeharto.
Namun, Subchan terbilang meninggal di usianya yang cukup muda. Yakni di usia 42 tahun. Dia meninggal saat sedang berada di Arab.
Subchan menigngal saat kecelakaan di Arab. Muncul dugaan kematiannya dikaitkan dengan operasi intelijen. Meskipun dugaan itu dikatakannya perlu dibuktikan kembali.
“Di awal itu tidak sepakat dengan pikiran Soeharto, sebelum meninggal. Beliau meninggal dunia waktu kecelakaan di Arab. Dikaitkan dengan operasi intelijen itu, tapi hal tersebut perlu dibuktikan kembali,” jelasnya.
Artikel Terkait
Logo Hari Pahlawan 2021 dan Makna serta Tema, Generasi Muda Wajib Paham, Generasi Tua Yuk Ikut Baca
Empat Pejuang Dianugerahi Gelar Pahlawan Nasional di Hari Pahlawan 2021, Dari Kaltim, Sulteng, Jakarta, Banten
Twibbon Trending Hari Pahlawan: Rayakan dengan Penuh Semangat
Generasi Muda Didorong Warisi Semangat Jiwa Pahlawan
Naskah Akademik Lengkap, Ratu Kalinyamat Kembali Diusulkan Sebagai Pahlawan Nasional
Hasil Semifinal Piala AFF U16 2022 Indonesia vs Myanmar : Diakhiri Adu Penalti, Nabil Asyura Pahlawan
Samin Surosentiko Diusulkan Pahlawan, Begini Tanggapan Gunretno