Usaha kretek itu dirintis pada tahun 1909, namun secara resmi terdaftar pada tahun 1922. “Usaha kretek kakek mulai surut pada kurun 1966 hingga 1970-an,” katanya.
Alvonds menuturkan, pihak keluarga menyerahkan koleksi tersebut untuk memperkaya koleksi museum Kretek. Pihaknya berharap koleksi itu bisa menjadi bahan edukasi kretek di masa mendatang.
Sekretaris Disbudpar Wisnu Broto Purnawaman mengatakan, Museum Kretek tahun ini menerima hibah koleksi dari PT Sukun Wartono Indonesia berupa enam buah koleksi alat kemas kretek dan dua bungkus kretek klobot.
Keluarga perusahaan rokok kretek Tjap Djangkar juga menyerahkan koleksi satu buah koleksi piring tjap Djangka, 1 buah koleksi gelas tjap Djangkar. “Ditambah lagi dari keluarga rokok Tjap Saboek ini,” katanya.
Pihaknya akan berkoordinasi dengan Museum Ronggowarsito Jawa Tengah untuk mengkaji koleksi tersebut.
"Untuk penataan koleksi tentu akan mempertimbangkan tata ruang yang ada. Kami juga merencanakan untuk mendokumentasikan koleksi dalam bentuk buku. Hanya saja sejauh ini masih terkendala anggaran,” katanya melalui Yusron, kepala UPTD Museum Kretek.
Artikel Terkait
Koleksi Museum Kretek Bertambah, Keluarga Nitisemito Hibahkan 15 Koleksi Keluarga
Dianggarkan Rp 2 Miliar untuk Kembangkan Museum Patiayam
Alvita Rizki Amelia Siswi SMAN 1 Lasem Juara Duta Museum Rembang
Anggarkan Rp 2 Miliar, Kudus Bangun Gedung Kembar Museum Patiayam
Ruangan Terbatas, Peneliti Sebut Banyak Koleksi Museum Purbakala Patiayam Disimpan Tak Layak
Museum Kretek Ditutup Untuk Shooting Film Baru Arya Saloka
Menjajal Pijat Kretek yang Sedang Tren di Kudus, Makin Kretek Makin Plong