Anak Tidak Sekolah di Jepara Ternyata Menjadi Pekerja di Bawah Umur

- Kamis, 16 Juni 2022 | 09:55 WIB
ilustrasi setop pekerja anak. (IST)
ilustrasi setop pekerja anak. (IST)

JEPARA, suaramerdeka-muria.com - Tingginya investasi yang masuk ke Jepara ternyata juga berdampak pada angka anak putus sekolah.

Hal ini terungkap dalam rapat advokasi hasil program penanganan anak tidak sekolah (ATS) di ruang rapat bupati Jepara, Rabu (15/6/2022).

Data dari Sistem Informasi Pembangunan Berbasis Masyarakat (SIPBM) ATS di empat desa percontohan, yaitu Desa Tubanan Kecamatan Kembang, Desa Tulakan Kecamatan Keling, Desa Tegalsambi Kecamatan Tahunan, dan Desa nalumsari Kecamatan Nalumsari terdapat 131 ATS.

Baca Juga: Fakta Menarik Tentang Qatar Tuan Rumah Piala Dunia 2022 : Pendatang dari Filipina Mendominasi

Khusus di Desa Nalumsari Kecamatan Nalumsari Jepara, terdapat 39 ATS.

Dari jumlah tersebut, 12 di antaranya ternyata masuk kelompok ATS pekerja anak.

Mereka telah bekerja mendapatkan upah.

Carik Desa Nalumsari Yatiman mengungkapkan, selain faktor ekonomi yang menjadi latar belakang penyebab ATS ini, ternyata sebagian anak di desanya tidak mau melanjutkan pendidikannya, karena pabrik menerima anak lulusan SMP.

''Ada yang karena diterima bekerja lulusan SMP,'' jelas Yatiman.

Baca Juga: Atlet Ketapel Junior Jepara Raih Medali Emas Forda Jateng 2022

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian dan Pengembangan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Jepara Subiyanto mengatakan, sebagian ATS memang ada yang termotivasi bekerja.

Hal ini menjadi perhatian serius bagi pemerintah, karena ATS ini memiliki dampak panjang.

ATS akan berdampak pada permasalahan sosial lebih lanjut, perekonomian sampai dengan kesehatan yang rendah.

Oleh karena itu, Pemkab menargetkan penanganan ATS sampai dengan tahun 2025.

Halaman:

Editor: Abdul Muiz

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X