Tiru Wali Dakwah dengan Budaya, Para Santri Quranuna Dalami Pranatacara Bahasa Jawa

- Minggu, 10 April 2022 | 22:55 WIB
Ki Dalang Sulardi memberi pembekalan pembawa acara berbahasa Jawa di Pesantren Riset dan Kreasi Prisma Quranuna, Kabupaten Kudus , Minggu (10/4). (suaramerdeka-muria.com/ Ahmad Abdul Aziz A)
Ki Dalang Sulardi memberi pembekalan pembawa acara berbahasa Jawa di Pesantren Riset dan Kreasi Prisma Quranuna, Kabupaten Kudus , Minggu (10/4). (suaramerdeka-muria.com/ Ahmad Abdul Aziz A)

KUDUS,suaramerdeka-muria.comPesantren Riset dan Kreasi Prisma Quranuna Kudus tak hanya memberikan bekal agama bagi para santri. Melalui program intensif santri dan mahasiswi siap guna (Prismaguna), para santri diajari ilmu terapan seperti memasak, menulis, hingga pranatacara dalam Bahasa Jawa.

Prismaguna secara khusus mendatangkan Ki Dalang Sulardi untuk mengajari para santri berbahasa Jawa, Minggu (10/4). Pengasuh Pesantren Prisma Quranuna Nur Said mengatakan, dengan pembekalan menjadi pranatacara atau pembawa acara berbahasa Jawa, para santri diharapkan ikut nguri-nguri budaya Jawa.

Ia mengatakan, saat ini semakin sulit ditemui anak muda yang mahir berbahasa daerah, terutama Bahasa Jawa. Ia khawatir kondisi itu memicu krisis identitas bagi generasi muda.

“Anak-anak muda Kesulitan karena tidak biasa, jika diteruskan akan krisis identitas. Istilahnya Jawa tapi ora jawani,” katanya.

Ia berharap para santri mengenal identitas budaya milik mereka sendiri. Santri juga diharapkan mampu mengemas budaya dalam dakwah seperti para wali terdahulu.

“Diharapkan ada kesadaran budaya. Dengan kesadaran budaya ini, mereka akan menyampaikan pesan-pesan Islam,” katanya.

Noor Said mengatakan, selama Ramadan ini pihaknya menyiapkan program pembelajaran ilmu terapan seperti kelas memasak, kelas jurnalistik, dan pengelolaan konten media digital. Selain itu para santri juga mendalami ilmu agama, pranata cara dan tata bahasa Jawa.

Selain sebagai sarana mempertahankan budaya, ilmu pranatacara juga menjadi profesi yang menjanjikan. Ki Dalang Sulardi yang menjadi pemateri dalam pembekalan tersebut menyampaikan, profesi ini sangat menarik namun banyak yang berhenti di tengah jalan karena kesulitan mempelajari bahasa.

“Banyak yang belum terjun ke sana, karena merasa banyak salah, dari segi bahasa yang standar, padahal bisa dipelajari,” kata dia.

Selain menjadi pembawa acara berbahasa Jawa, profesi ini juga harus dibekali dengan pengetahuan budaya yang sesuai.

Salah seorang santri, Rina (22) mengaku senang dengan diadakannya acara ini. Pelatihan pranatacara untuk para santri ini bisa menambah keahliannya.

“Dengan pelatihan ini bisa menambah soft skill bahasa Jawa, terutama saat terjun ke masyarakat,” katanya.

Rina mengatakan, bahasa Jawa memiliki tingkatan penggunaan seperti kepada anak dan orang tua menggunakan bahasa yang berbeda. Melalui kegiatan ini, ia dapat mempelajari penggunaan bahasa Jawa lebih baik. (Ziz)

 

Halaman:

Editor: Abdul Muiz

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Tumpukan Sampah Sempat Penuhi Balai Jagong

Selasa, 30 Mei 2023 | 05:29 WIB
X