Jepara,suaramerdeka-muria.com - Negara Indonesia terdiri dari berbagai macam suku, agama, ras, dan budaya yang berbeda-beda. keberagaman merupakan sebuah keniscayaan yang dapat membuat hidup lebih berwarna dan penuh dinamika.
“Kita harus mampu menerima perbedaan dan dapat hidup dalam keberagaman serta saling menjaga toleransi,” kata Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekda Dwi Riyanto saat mewakili Bupati Jepara Dian Kristiandi dalam acara Camp Lintas Agama di lapangan Suwaluh, Desa Plajan Kecamatan Pakis Aji, Sabtu malam (19/2).
Camp Lintas Agama diselenggarakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Universitas Nahdlatul Ulama (Unisnu) Jepara. Kegiatan ini akan berlangsung mulai 18 sampai 20 Februari.
BACA JUGA : Mahasiswa KKN UPGRIS, Kenalkan Olahan Sambal Cumi ke Warga Pesisir Jepara
Acara tersebut dihadiri Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Zamroni Lestiaza, Kabag Kesra Setda Agus Bambang Lelono, Joko Malis mewakili Petinggi Plajan, Ketua Persatuan Pedalangan Indonesia (Pepadi) Jepara Hendroyono, tokoh agama, dan tokoh masyarakat.
Dalam sambutannya, Dwi Riyanto mengatakan generasi milenial harus saling menjaga toleransi antar umat beragama. Menurutnya, ini seiring telah ditetapkannya kabupaten Jepara sebagai kabupaten kerukunan.
Oleh karena itu, perlu gerakan bersama agar tercipta toleransi dan harmoni demi terwujudnya kerukunan umat beragama. Sehingga menjadi modal dasar dan bekal bagi generasi penerus, dan dapat menjadi benteng yang kuat bagi pertahanan nasional.
“Kita harus saling menjaga toleransi dan merawat kebhinekaan yang ada. Dan ini harus kita tanamkan kepada generasi penerus bangsa,” katanya.
Dipaparkan, ada tiga faktor penting dalam menjaga marwah, agar perbedaan agama tidak menjadi perpecahan.
Ketiga faktor tersebut meliputi kerukunan antar umat beragama, kerukunan intra umat beragama, serta kerukunan antar umat beragama dengan pemerintah.
Seperti diibaratkan sebuah bangunan. Indonesia adalah rumah bersama. Karena di dalamnya terdapat suku agama, ras, budaya, keyakinan, etnis, dan lainnya.
“Ini tantangan yang harus kita jawab bersama. Dalam kondisi apapun, merajut kembali bangsa ini suatu keharusan. Agar tidak mudah dirongrong pibak yang tidak bertanggungjawab,” katanya.
Sementara itu, Gubernur BEM FTIK Unisnu Jepara Yuyun Fitriah mengungkapkan, pendidikan toleransi sejatinya untuk dipraktikkan dalam proses pembelajaran dan menjadi budaya peserta didik lintas agama di lingkungan sekolah.
Dia juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak, sehingga Camp Lintas Agama berjalan lancar.
Artikel Terkait
Berlatih Wirausaha, Santri Pondok Modern Asy-Syifa’ Jepara Jual Produk Hasil Kreatifitas
Kekerasan Perempuan dan Anak Meningkat, Ini Strategi Bupati Jepara
Mahasiswa KKN UPGRIS, Kenalkan Olahan Sambal Cumi ke Warga Pesisir Jepara
7.261 Balita di Jepara Menderita Stunting, Perlu Penanganan Kolaboratif Menyelesaikannya