Menara Kudus, Bukan Merudhandha Agung

- Selasa, 8 Februari 2022 | 18:01 WIB
Para peziarah di kompeks Menara Kudus. (suaramerdeka.com/dok)
Para peziarah di kompeks Menara Kudus. (suaramerdeka.com/dok)

KUDUS,suaramerdeka-muria.com - Tiap tanggal 19 Rajab Yayasan Masjid Menara dan Makam Sunan Kudus (YM3SK) menggelar acara bertajuk Ta’sis (hari didirikan) Masjid Al Aqsha di Kudus Kulon, Kudus.

Peringatan berdirinya masjid di kawasan kota lama di Kabupaten Kudus itu diadakan menyusul pembacaan atas prasasti batu putih, yang bertuliskan huruf dan bahasa arab, pada tahun 2000-an. Artefak yang kemudian populer sebagai prasasti Al Quds.

Inskripsi berukuran 46 x 30 Cm yang terpasang di atas mihrab (bilik imam salat) masjid diyakini memetakan secara gamblang antara Djakfar Shodiq (Sunan Kudus), Bald Al Quds (Kota Kudus), dan 19 Rajab 956 Hijriyah (titi mangsa berdirinya Masjid Al Aqsha.

BACA JUGA : Menengok Geldara, Gelaran Dagangan Rakyat Desa Janggalan Sambut Penetapan Desa Wisata

Saifuddin Lutfi (63) adalah salah satunya ahli yang menjadi rujukan dalam menerjemahkan prasasti Al Quds.

"Ya benar, saat itu saya diminta untuk membaca dan menerjemahkan yang tertulis di inskripsi," tutur Saifuddin Lutfi kepada Suara Merdeka. Guru pengampu ilmu falak, fiqih, dan mantek di Madrasah Aliyah Qudsiyyah Kudus tak sendirian, yang satunya KH Ahmad Faruq telah meninggal dunia.

Ia tak tahu jenis batuan yang digunakan sebagai prasasti. "Saya hanya diminta membaca. Antara lain, ada kata Al Aqsha. Tidak ada kata menara. Juga ada tanggal 19 Rajab 956 H," jelasnya.

Salah satu santri yang diundang ketika dilakukan pembacaan prasasti di Tajug (pendapa kecil) di kompleks Menara, Aslim Akmal (60) ingat ada tiga kata kunci pada prasasti. "Yaitu kata Djakfar Shodiq, lalu kata Bald Al Quds, dan 19 Rajab 956 Hijriyah," ungkapnya.

Dari tiga kata penting yang menjadi bagian tak terpisahkan seluruh narasi berhuruf dan bahasa arab tersebut, menurut Aslim, menunjukkan Sunan Kudus Raden Djakfar Shodiq tak hanya mendirikan Masjid Al Aqsha pada 19 Rajab 956 H. Tetapi juga menyebut "di negeri Kudus".

Dari hasil pembacaan prasasti itu pula, kenangnya, kemudian diwacanakan untuk merevisi Hari Jadi Kota Kudus. "Tetapi tanggal 23 Agustus 1549, merupakan konfersi 19 Rajab 956 Hijriyah". Namun, hingga kini, berdasar Perda No 11 tahun 990 Hari Jadi Kota Kudus adalah 23 September 1549.

Versi-versi

Prasasti menarasikan jelas tentang "pendirian Masjid Al Aqsha pada 19 Rajab 956 oleh Djakfar Shodiq".

Namun, sebagaimana ditegaskan Saefuddin Lutfi, ia tak menemukan kata ‘’menara’’ pada prasasti. Jikalau demikian siapa yang membangun Menara yang hingga kini masih berdiri kokoh di kompleks Masjid Al Aqsha, Kudus Kulon?

"Siapa yang bilang Menara itu Hindu? Sudah jelas Menara dibangun oleh Sunan Kudus, jadi menjadi bagian yang tak terpisahkan dari Masji Al Aqsha. Berdasar penelitian karakter batu bata Menara juga sama dengan batu bata yang dipakai masjid," tukas Ketua YM3SK, Najib Hasan.

Halaman:

Editor: Abdul Muiz

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Pengembangan Wisata Alam di Kudus Terkendala Parkir

Minggu, 19 Maret 2023 | 16:34 WIB
X