Kudus,suaramerdeka-muria.com - Kabupaten Kudus hingga menerapkan status Awas banjir. Kondisi tersebut dipicu peningkatan debit dari Bendung Klambu yang pada siang pukul 10.00 terpantau sebesar 745 kubik per detik, ke arah Bangunan Pengendali banjir Lama (BPBWL) di Desa Kalirejo, Kecamatan Undaan.
Peningkatan debit mengakibatkan ancaman limpasan Sungai Wulan dan Sungai juwana. Seperti diketahui, aliran Sungai Serang mengarah Bendung Klambu ke Kudus dan terbagi dua di BPBWL. Sembilan pintu air BPBWL mengarah ke Sungai juwana, dua pintu lainnya ke Sungai Wulan. Tanggul kedua sungai mempunyai keterbatasan menampung debit.
Sungai Wulan sesuai data terakhir Sungai Wulan mampu menampung 1.100 kubik per detik, sedangkan juwana 500 kubik per detik. Kondisi sejumlah tanggul terkini mengakibatkan daya tampung sungai berkurang.
BACA JUGA : Empat Sekolah di Kudus Terendam, Aktivitas Belajar Tetap Jalan
"Kami menjalankan pengaturan air di BBWL Wilalung sesuai standar operating ptocedure," kata petugas pelaksana lapangan sungai Serang dan Sungai Lusi BBWS Pemali juwana, Heri Bangkit Setyadi, Jumat (19/11) siang.
Bila kiriman debit Sungai Serang yang melewati Bendung Klambu melewati 800 kubik per detik, sebagian aliran dialirkan ke Sungai juwana untuk membantu mengurangi tekanan di Sungai Wulan.
Dari sembilan pintu bendung yang mengarah ke Sungai juwana, pintu nomor 1-pintu nomor 5 tertutup tanah. Sisanya, pintu nomor 6,7, dan 8 dapat dibuka dan ditutup. Sedangkan pintu nomor 9 sudah dalam posisi tertutup. Pintu nomor 6 dan 7 dapat digerakkan secara elektrik, adapun pintu nomor 8 secara manual.
"Bila sesuai SOP, jika lebih dari 800 kubik per detik, pintu nomor 8 yang akan dibuka dengan pertimbangan teknis," ujarnya.
Meskipun demikian, pintu nomor 6 dan 7 dapat dibuka jika diperlukan. Hingga kemarin, belum ada lahan bantaran sungai dari Bendung Klambu Wilalung yang terendam banjir.
"Ada sebagian lahan terendam, masuk wilayah Kabupaten Demak," tandasnya.
Meskipun demikian pihak meningkatkan kewaspadaan dengan memantau debit dari Bendung Klambu setiap jam. Personel disiagakan di pos jaga selama 24 jam secara bergiliran. Antisipasi lainnya, penyiapan 1.000 lembar karung.
"Seratus lembar sudah diisi tanah urug untuk digunakan bila ada tanggung yang jebol," tandasnya.
Disinggung soal tumpukan sampah di pintu nomor 9,10 dan 11, terjadi sejak Kamis (18/11) malam. Jumlah sampah diperkirakan empat metet kubik didominasi kayu dan material yang terbawa arus Sungai Serang. Tekanan air di sekitar tumpukan sampah membuat terjadinya potensi lintas.
"Upaya membersihkannya dapat dilakukan bila debit sudah turun di level 400 meter kubik per detik," ujarnya.
Artikel Terkait
Penanganan Banjir Bandang Wonosoco Butuh Komitmen
Cara PUPR Antisipasi Banjir, Operasionalkan Escavator 'Long Arm' Bersihkan Sungai Piji
Usulan Komisi E DPRD Jateng : Dibangun Rumah Panggung di Desa Rawan Banjir