PATI, suaramerdeka-muria.com – Kisah Mbah Ngasni, warga Dukuh Klumpit, Desa Kedalon, Kecamatan Batangan menarik simpati banyak orang.
Di masa senjanya, dia harus tinggal sebatang kara.
Mbah Ngasni sendiri awalnya hidup berkecukupan semasa suaminya masih hidup.
Baca Juga: Wujudkan Wilayah Bebas Korupsi, BKD Rembang Janjikan Pelayanan Tanpa Pungli
Namun selepas ditinggal mangkat suaminya, semua harta benda beserta tanah rumahnya dijual secara perlahan untuk biaya hidupnya.
Beruntung pemilik rumah dan tanah yang ditempatinya mengizinkan agar Mbah Ngasni tinggal di sana.
Pemiliknya bahkan turut merawatnya.
Kondisi Mbah Ngasni itu akhirnya mengundang iba dari masyarakat desa setempat, pemerintah desa, hingga anggota Dewan perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI) Firman Soebagyo.
“Memang pembeli atau pemilik rumah dan tanah yang sekarang mengizinkan nenek Ngasni tinggal di situ dan merawatnya seumur hidupnya. Agar tidak menjadi beban masyarakat sekitar, alhamdulillah saya telah melakuan pendekatan dengan yang bersangkutan. Kesepakatan perangkat desa dan warga masyarakat menyerahkan yang bersangkutan untuk dirawat di panti jompo di Rembang,” jelas Kades Kedalon Kecamatan Batangan, Hartatik.
Artikel Terkait
Vaksinasi di Pati Baru Capai 29 Persen, Bupati Keluhkan Stok Vaksin
45 Penambang di Rembang Jadi Sasaran Pajak, Tidak Diungkap Mereka Berizin atau Tidak
Mageri Segoro : Polisi Tanam 70 Ribu Mangrove di Pesisir Pantai Jepara
Kudus Kucurkan Banpol Rp 1,2 Miliar untuk 9 Parpol, Partai Demokrat Belum Ambil
Pelari Blora Bektiningsih Sumbang Pemecahan Rekor PON Lari Estafet Putri 4x400 Meter, Tim Jateng Raih Emas