JEPARA,suaramerdeka-muria - Moderasi beragama sesungguhnya merupakan kunci terciptanya toleransi dan kerukunan antar ummat beragama dalam bingkai kehidupan berbangsa dan bernegara.
"Moderasi beragama merupakan proses menyakini, memahami dan mengamalkan ajaran agama secara adil dan seimbang, dalam segala hal,’’ ujar Bupati Jepara Dian Kristiandi saat menyampaikan pemaparan pada ‘’Dialog Kerukunan Umat Bergama dan Moderasi Beragama," di Aula Kantor kemenag Kabupaten Jepara, Kamis (7/10).
Dialog yang dimoderatori Penyuluh Agama Islam Ustadz Badruddin , juga menampilkan nara sumber Kapolres AKBP Warsono, Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Dr KH Mashudi, Kakankemenag Muh Habib. Hadir, para pejabat Kankemenag, sejumlah utusan dari instansi terkait, serta perwakilan umat beragama.
BACA JUGA : Layanan KB Tingkatkan Peserta Baru, Syaratnya Sudah Nikah !!
Dian Kristiandi menegaskan, dengan mengedepankan moderasi beragama,akan menghasilkan cara pandang, sikap dan perilaku yang selalu mengambil jalan tengah diantara dua hal. Antara kepentingan jasmani dan rohani, antara teks dan konteks, idealitas dan realitas, hak dan kewajiban, orientasi keagamaan dan orientasi kebangsaan, individu dan kepentingan umum, masa lalu dan masa depan.
Sedang Kapolres AKBP Warsono menyebutkan, ada 4 indikator seseorang itu modern; Pertama toleransi, ke dua anti kekerasan, ke tiga mempunyai komitmen kebangsaan yang tinggi dan yang ke empat memiliki pemahaman dan perilaku beragama yang akomodatif terhadap budaya lokal atau konteks Indonesia yang multikultural dan multi agama.
"Satu hal yang paling penting untuk dihindarkan dalam kehidupan masyarakat adalah sikap ekstrim. Apalagi sampai menimbulkan konflik, karena apabila ada konflik yang berakar dari masalah agama akan menimbulkan resika yang sangat dahsyat," terangnya.
Ketua FKUB, yang juga Ketua MUI Kabupaten Jepara Dr KH Mashudi mengajak warga dan umat beragama memahami kearifan lokal Jepara yang tumbuh dan berkembang di Kota Ukir Jepara.
"Jika kita harus belajar dari kejadian di masa lalu, maka ummat beragama di Jepara akan dapat lebih dewasa di dalam kehidupan dalam kaitannnya dengan pengamalan keagamaannya maupun sikap berbangsa dan bernegara. Inti dari kerukunan adalah bila kita terbiasa dengan adanya perbedaan dan keragaman dan tidak anti kepada kelompok yang berbeda," ujar Mashudi, yang juga dosen UIN Walisongo Semarang itu.
Sementara itu Kepala Kantor Kemenag Jepara Muh Habib menghimbau dan mengharap dengan sangat kepada seluruh ummat beragama di Jepara untuk dengan semaksimal mungkin mengamalkan ajaran dan syariatnya masing-masing, tapi harus tetap menghargai dan menghormati ummat lain yang ada di lingkungannya. Kemerdekaan beragama dijamin oleh konstitusi, maka bagaimana menjaga keseimbangan antara kebebasan beragama dengan komitment kebangsaan untuk menumbuhkan cinta tanah air.
Menurut Kasubbag TU KanKemenag Jepara Akhsan Mukhyiddin kegiatan tersebut merupakan pelaksanaan dari kebijakan Kementerian Agama RI untuk pengarusutamaan Moderasi beragama. Harapannya dengan adanya kegiatan tersebut, akan membawa dampak positiv bagi kerukunan ummat beragama di Jepara.
Dijelaskan, kegiatan diikuti 37 Peserta, terdiri dari 7 orang Pejabat pada KanKemenag Kab. Jepara, 14 peserta perwakilan dari Muslim, 5 peserta dari Kristen, 5 peserta dari Budha, 3 peserta dari Katholik dan 3 peserta dari Hindu.
Artikel Terkait
Antisipasi Musim Penghujan, Puluhan Ribu Karung Plastik Disiapkan
Rekening Dibobol Rp 5,8 Miliar, Nasabah Gugat Bank Mandiri Rp 55,8 Miliar
Rembang Level 3, Pemkab Larang Keras Sekolah Buka Kantin
Begini Kronologis Lengkap Dugaan Pembobolan Rekening Nasabah Bank Mandiri Kudus