PATI, suaramerdeka-muria.com - Bupati Haryanto mengakui sejauh ini kerap terjadi ketimpangan data antara daerah dengan pemerintah pusat berkait Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS).
Kondisi tersebut memunculkan persoalan di masyarakat.
"Memang kondisi di lapangan terkait jaminan kesehatan masyarakat sering kali berbeda dengan apa yang disampaikan," ujarnya di Pendapa Kabupaten Parti saat peluncuran program Perempuan Bersuara Mengawasi JKN-KIS yang digelar Pimpinan Cabang (PC) Fatayat NU Pati, baru-baru ini.
Baca Juga: Puluhan Truk Blokade Jalan di Sale, Akses ke Tambang Lumpuh Sampai Rabu Petang
Dia mengungkapkan, pemerintah daerah kerap melakukan validasi dan verifikasi data, namun pemerintah pusat tergesa-gesa menetapkan jumlahnya.
Karena itu terkadang memakai data yang lama, padahal data tersebut tidak sesuai lagi dengan hasil validasi maupun verifikasi pemerintah daerah.
Selain itu, Haryanto mengemukakan sejauh ini JKN-KIS lebih banyak dimanfaatkan masyarakat kelas menengah ke atas.
Mereka memiliki kesadaran tinggi atas pentingnya jaminan kesehatan.
"Untuk kalangan masyarakat menengah ke bawah banyak yang kurang menyadari manfaat JKN-KIS. Biasanya mereka baru mengurus JKN-KIS ketika dirawat di rumah sakit," katanya.
Lebih lanjut dia menjelaskan, untuk mengurus JKN-KIS membutuhkan waktu.
Setidaknya perlu waktu dua minggu JKN-KIS dapat aktif, sehingga tidak langsung seketika bisa digunakan setelah mengurus.
Artikel Terkait
Pak Menteri Kesehatan, Pak Gubernur Ganjar Pranowo, Ini Lho Vaksin di Blora Kurang, Mohon Ditambah!
4.197 Orang Petugas Kesehatan di Blora Akan Disuntik Vaksin Covid Lagi. Ada Apa?
BPJS Kesehatan Bantu Sembako Warga Kelurahan Panggang
7,1 Juta Warga Jateng dan DIY Belum Kantongi JKN
Wakapolres Blora Ajak Anggota Jadi Pelopor Disiplin Lalu Lintas Dan Disiplin Protokol Kesehatan