KUDUS,suaramerdeka-muria.com – Hidup mbah Pasran jauh dari keceriaan anak cucu di masa senjanya. Kakek 79 warga Desa Piji, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus ini harus pasrah tinggal sebatang kara di gubuk reot menumpang di area makam Mbah Imam Sudiro Desa Puyoh, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus.
Mbah Pasran mengaku sudah 15 tahun tinggal di gubuk berukuran 3 meter X 6 meter. Gubuk itu berdinding bambu dan triplek dengan atap genting. Saat hujan turun, gubuk berlantai tanah itu bocor di sana-sini.
Gubuk yang berdiri di tanah Desa Puyoh itu merupakan bantuan dari seorang warga yang bersimpati kepada Mbah Pasran. “Disini tinggal sendirian,” kata Mbah Pasran.
BACA JUGA : Mbah Mul Beri Contoh Prokes Kepada Warga yang Hendak Menjamas Benda Pusaka
Meski tinggal di gubuk reot, mbah Pasran mengaku tak pernah menerima bansos dari Pemerintah. Untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Mbah Pasran mencari batang kayu untuk dijual ke warga desa.
Ia juga mengisi waktu dengan bersih-bersih areal makam. “Kadang ada warga yang datang memberi,” katanya.
Mbah Pasran enggan menceritakan nasibnya yang kini tinggal seorang diri. Dari informasi yang diterima, ia tak betah tinggal di rumah. Ada kabar Mbah Pasran diusir anaknya. “Sudah tidak ada yang mau merawat saya, ya sudah tinggal disini. Tidak perlu dibahas lagi,” ujarnya.
Persoalan keluarga itu dibenarkan Sekretaris Desa Piji Jumain. Namun, pihak keluarga sudah pernah membujuk mbah Pasran agar pulang kembali. Namun, kakek kelahiran 1 Juni 1942 itu menolak.
“Memang ada permasalahan keluarga. Pihak keluarga juga sudah mengajak pulang. Saya juga ikut mendampingi anak-anaknya membujuk agar mau pulang, Tetapi mbah Pasran bersikukuh tetap tinggal di gubuk,” ujarnya.
Artikel Terkait
Cara Baru Kejaksaan Kudus Cegah Korupsi, Gandeng Ulama, Gunakan Pendekatan Religiositas
Truk Pengangkut Rokok Ilegal Diamankan, 1,2 Juta Batang Disita
Musim Kemarau, Kudus Yakin Tak Butuh Droping Air Bersih Lagi
Lagi, Warga Terban Gali Gua Jepang di Bukit Piramid Patiayam