KUDUS,suaramerdeka-muria.com – Sejumlah pemuda, ibu-ibu dan lelaki tampak sibuk menganyam batang eceng gondok yang kering di aula Desa Gulang, Kecamatan Mejobo pada Rabu (24/5) kemarin.
Mereka tampak meneliti satu persatu anyaman itu agar bisa tampak rapi dan kuat.
Setelah beberapa saat, anyaman itu terlihat mulai berbentuk. Ada yang seperti tempat sampah, ada yang berbentuk kotak tisu, hingga sandal dan tas. Setelah dianyam, bentuknya terlihat begitu estetik dan seolah menjadi produk berkelas.
Rupanya itu merupakan progam pelatihan Kerajinan Eceng Gondok yang digelar YKB Nojorono dengan menggandeng Desa Karangrowo, Payaman, Gulang dan Bulungcangkring. Pelatihan itu digelar sejak Senin (22/5) hingga Jumat (26/5) mendatang.
Faidatun Islamia salah satu peserta pelatihan itu mengaku antusias. Proses pembuatan berbagai kerajinan yang semula dinilai rumit itu rupanya bisa dipelajari. Terlebih pengerjaannya bisa dilakukan di rumah sambil mengisi waktu kosongnya.
“Apalagi di Desa Karangrowo, rumah saya itu memang banyak eceng gondok yang selama ini tidak terpakai bahkan lebih menjadi hama dan mengganggu warga,” terangnya.
Baca Juga: 1.278 Calon Jemaah Haji Kudus Diberangkatkan dalam Lima Kloter, Ini Jadwalnya
Kepala Desa Gulang, Kecamatan Mejobo, Aris Subhkan mengatakan pelatihan itu begitu bermanfaat lantaran eceng gondok memang menjadi salah satu persoalan utama di desa-desa yang dialiri sungai besar.
Di desanya, setidaknya ada satu kilometer panjang sungai yang saat ini dipenuhi dengan eceng gondok.
“Saat ini kami bahkan harus menganggarkan obat pembasmi eceng gondok karena memang menjadi persoalan. Membuat aliran air tidak lancar sehingga menganggu pertanian. Tapi jika bisa diolah seperti ini tentu nantinya akan diberdayakan dengan baik,” tambahnya.
Apalagi produk yang dibuat eceng gondok begitu baik. Seperti tas, sandal, piring dan berbagai olahan lainnya yang tentu sangat dibutuhkan di kalangan industri pariwisata.
“Ini tentu sangat membantu terutama bagi kalangan ibu rumah tangga maupun yang sudah purna bekerja di perusahaan,” terangnya.
Sementara itu Slamet, instruktur pelatihan itu mengatakan, pemilahan eceng gondok sebagai kerajinan memang didasari bahan baku yang melimpah di sungai dan rawa. Terlebih rupanya eceng gondok menjadi persoalan.
“Karena melihat kerajinan tentu harus melihat bahan bakunya. Kami ingin mereka bisa membuat kerajinan yang berkelanjutan. Jangan sampai nanti terganjal persoalan bahan baku setelah bisa,” ujarnya.
Apalagi saat ini permintaan produk olahan eceng gondok sangat baik. Harganya pun cukup stabil dan memiliki banyak keunggulan dari pada produk olahan lainnya.
Artikel Terkait
Hasil Lengkap dan Klasemen Piala Dunia U20 2023 : Laga Hidup Mati Brasil vs Nigeria, Jepang dan Korsel Berjaya
Teliti Pengembalian Aset Korupsi, Sekda Rembang Raih Gelar Doktor Ilmu Hukum dari UMS
Anggaran Santunan Kematian Dinilai Kecil, Bupati Kudus : Kami Usulkan Naik
Inspiratif, Anak-Anak Komunitas Yuk Main Sukses Luncurkan Tiga Buku, Terakhir Antologi Komik
Truk Seruduk Warung Saat Orang-Orang Asyik Ngopi
Gebyar May Day di Rembang, Ratusan Buruh Adu Ketangkasan, Senam hingga Jalan Sehat