'Nitik Banyu' Memanggungkan Kelestarian Lingkungan di Kalangan Kaula Muda

- Selasa, 23 Mei 2023 | 05:58 WIB
Rombongan perjalan berdiskusi di salah satu sumber mata air dalam acara bertajuk 'Nitik Sumber Banyu' acara yang diadakan oleh Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng (JM-PPK) sebagai kampanye pelestarian lingkungan Kendeng. (suaramerdeka-muria.com/Aziz Afifi)
Rombongan perjalan berdiskusi di salah satu sumber mata air dalam acara bertajuk 'Nitik Sumber Banyu' acara yang diadakan oleh Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng (JM-PPK) sebagai kampanye pelestarian lingkungan Kendeng. (suaramerdeka-muria.com/Aziz Afifi)


PATI, suaramerdeka-muria.com - Kelestarian lingkungan di perbukitan Kendeng masih menjadi isu yang terus digaungkan.

Terutama bagi mereka yang tergabung di dalam Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng (JMPPK).

Sebagai kelompok yang mendiami wilayah Kendeng dan sekitarnya, JM-PPK terus melakukan kampanye pelestarian alam di perbukitan yang terancam oleh pabrik semen maupun galian c tersebut.

Berbagai upaya bahkan sempat dilakukan untuk menyentuh berbagai lapisan masyarakat.

Terbaru JM-PPK bahkan mengajak kaula muda untuk lebih kondisi terbaru mata air di Kendeng. Mereka diajak berkeliling ke tiga sumber mata air di sekitar Kendeng dan mendengar cerita dari petani setempat.

Baca Juga: Kurangi Sampah di TPA, DLH Pati Gandeng Perusahaan Asal Australia

Baca Juga: Jadi Praktik Prostitusi, Bina Marga Berencana Bongkar Warung Remang-Remang di Margorejo

Titik yang didatangi oleh para rombongan mulai dari Mata air Den Danang (Desa Larangan), Mata air Watu Jago (Desa Wukirsari), hingga Mata air Sendang Lanang (Desa Maitan) yang berada di Kecamatan Tambakromo, Kabupaten Pati.

Dari sanalah kata 'Nitik Sumber Banyu' kemudian disematkan sebagai nama perjalanan.

Perwakilan Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng (JM-PPK), Bambang Sutiknyo mengatakan perjalanan ini tidak sekadar melihat sumber mata airnya saja.

Para rombongan juga diajak 'Niteni' atau mengerti fungsi sumber mata air bagi masyarakat sekitar.

Saat perjalanan itu Bambang mengingat air berperan vital di peradaban dunia. Bagi Bambang rusaknya sumber mata air berarti kemusnahan makhluk hidup diambang pintu.

Sehingga manusia harus menjaga kelestarian hutan serta gunung sebagai daerah resapan.

"Kami berharap dengan mengetahui dan melihat sendiri, akan menumbuhkan kecintaan kepada Ibu Bumi. Hingga harapan bahwa mereka bertumbuh menjadi generasi penerus penjaga Ibu Bumi akan terwujud," katanya.

Selain itu kampanye dengan cara ini juga sebagai contoh dari masyarakat Kendeng untuk kaula muda.

Halaman:

Editor: Ilyas al-Musthofa

Tags

Artikel Terkait

Terkini

DLH Pati Rencanakan Tambah Lahan TPA Plosojenar

Sabtu, 3 Juni 2023 | 05:16 WIB

Waktu Penyelesaian Gedung Senam Pati Ditambah

Sabtu, 27 Mei 2023 | 09:19 WIB
X