KUDUS, suaramerdeka-muria.com - Pemandangan berbeda terjadi di sekitar alun-alun simpang tujuh Kudus. Pasca mengalami kerusakan rumput pada dandangan lalu, kini alun-alun dikelilingi pita kuning semacam police line.
Upaya tersebut dilakukan untuk membatasi pengunjung untuk tidak memasuki area rumput. Pasalnya keberadaan rumput alun-alun masih dalam proses pemulihan.
Kepala Dinas PKPLH Kudus, Abdul Halil menjelaskan pemasangan tanda pembatas telah dilakukan sejak kemarin Minggu (26/3) sore.
Pita pembatas menurut Halil akan terus berada di tempat tersebut hingga rumput yang ada di alun-alun kembali normal.
"Pembatas atau pita kuning sudah kita pasang sejak kemarin. Rencananya sampai sekitar dua minggu ke depan baru akan kami lepas," terangnya Selasa (28/3).
Sebelumnya diberitakan, Alun-alun Kudus mengalami kerusakan setelah di gunakan sebagai wahana pasar malam. Kerusakan pada rumput yang dilewati pengunjung diperkirakan mencapai 80 persen.
Baca Juga: Duh, Puluhan Warung Liar di Kudus Terindikasi Jadi Lokasi Mesum, Akhirnya Dibongkar Pemkab
Baca Juga: Sindir Kerusakan, Warga Desa Puncel Sapu Jalan Pati–Jepara
Di sisi lain, guna mengembalikan rumput seperti semula, pihak PKPLH juga sempat menabur kompos serta pupuk kimia ke permukaan alun-alun. Dari penaburan tersebut diharapkan rumput sudah dapat tumbuh secara merata sebelum sholat idul fitri.
"Saya lihat kemarin rumput di area tengah sudah mulai tumbuh. Kami saat ini melarang masyarakat dilarang untuk menginjak rumput alun-alun. Tapi kalau mau beraktivitas di seputaran alun-alun yang tidak ada rumputnya tidak apa-apa," lanjutnya.
Perawatan rumput alun-alun dikatakan oleh Halil tidak dilakukan sendiri. Pihaknya mengaku bahkan sempat melakukan konsultasi ke dinas pertanian Kudus dalam proses perawatan rumput.
Keterlibatan penjagaan di sekitar alun-alun juga akan dikerahkan. Berkerjasama dengan Satpol-PP Kudus, Halil meminta adanya perantauan agar masyarakat yang datang tidak masuk ke dalam permukaan berumput.
Dinas PKPLH juga bekerjasama dengan Satpol-PP Kudus untuk penjagaan. Termasuk petugas dari dinas PKPLH juga memberikan himbauan agar tidak ada yang menginjak rumput alun-alun.
Koordinator Pertemanan Simpang Tujuh, Sumitro mengungkapkan saat ini pertumbuhan rumput masih mengandalkan curah hujan. Sehingga penggunaan tangki untuk penyiraman hingga saat ini belum digunakan.
Artikel Terkait
Mahasiswa Pra-Sejahtera dari Rembang dan Blora Terima Beasiswa Semen Gresik, Totalnya Capai Rp 250 Juta
Contoh Teknologi Tepat Guna yang Ada Saat Ini
Sosialisasi Dapil Pemilu, KPU Jateng Dorong Perempuan Aktif Terjun di Politik
Diduga Imbas Lokalisasi Lorok Indah Pati, Warung Liar di Kudus Menjamur
Terima Surat Kemendagri, Ketua DPRD Jepara: Kami Godok Usulan Nama Penjabat Bupati
Hasil Indonesia vs Burundi di Matchday Kedua FIFA Matchday : Jordy Amat Selamatkan Skuad Garuda Dari Kekalahan