PATI, suaramerdeka-muria.com – Pahitnya kopi lereng Muria saat ini dirasakan manis bagi sejumlah petani dan produsen kopi olahan.
Rasa manis itu muncul lantaran tingkat penjualan yang semakin membaik saat ini.
Tingginya permintaan itupun tak ayal memberi berkah bagi para pengolah kopi di Pati.
Ahmad Salam, produsen kopi asal Desa Pasucen, Kecamatan Trangkil misalnya, dia mengamini permintaan kopi berjenis robusta miliknya, saat ini naik begitu sifnigikan.
“Sekarang ini dalam satu bulan tingkat permintaannya bisa mencapai antara 30 hingga 50 kilogram. Saat ini cukup tinggi permintaannya,” terangnya.
Permintaan kopi olahannya banyak berdatangan dari berbagai daerah. Terlebih penjualan yang datang dari penjualan di media sosial.
Meskipun diakuinya permintaan terbanyak masih dari Jawa Tengah.
“Saat ini permintaan sudah datang dari berbagai daerah. Namun dominasinya memang dari Jawa Tengah. Seperti dari Kudus, Jepara, Rembang dan Semarang,” kata dia.
Baca Juga: Perkenalkan Mini Album, Arra Band Siapkan Tour Plat K
Baca Juga: Awal Ramadan, Harga Telur Ayam Terus Merangkak Naik
Apalagi harga jual kopi miliknya relatif cukup terjangkau. Yakni di kisaran Rp 10 hingga Rp 30 ribu tergantung dari kemasan dan takarannya.
“Untuk takaran 100 gram dengan kemasan sederhana dijual seharga Rp 10 ribu sementara yang takaran 150 gram kami jual seharga Rp 20 ribu,” imbuhnya.
Kopi yang dijualnya sendiri dikatakannya berasal dari lereng Muria khususnya sekitar Kecamatan Tlogowungu.
Jenisnya diketahui robusta sehingga memiliki kecenderungan rasa yang pahit.
Dalam menjualnya, dia mengaku akan mengambil biji kopi dari petani kopi. Biji kopi itulah yang kemudian diolahnya sendiri. Mulai dari meroasting atau goreng matang, digiling, hingga dikemas.
Artikel Terkait
Getuk Nyimut, Menu Takjil Khas Lereng Muria
Hasil Lengkap Kualifikasi Piala Eropa EURO 2024 : Italia vs Inggris, Portugal vs Liechtenstein Ronaldo 2 Gol
Satu Kecamatan di Pati Larang Pemuda Gelar Tongtek Bangunkan Sahur, Ini Alasannya
Rumput Alun-alun Kudus Rusak Paska Pasar Malam Dandangan
Dekatkan Diri ke Tuhan, Napi di Kudus Ikuti Pesantren Ramadan