Roasting Kopi Tradisional Jadi Atraksi Wisata Unggulan di Japan

- Senin, 20 Maret 2023 | 06:12 WIB
Produsen kopi di Desa Japan, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus Siti Khotimah (36) menggoreng kopi secara tradisional di depan para wisatawan yang berkunjung, akhir pekan lalu. (suaramerdeka-muria.com/Aziz Afifi)
Produsen kopi di Desa Japan, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus Siti Khotimah (36) menggoreng kopi secara tradisional di depan para wisatawan yang berkunjung, akhir pekan lalu. (suaramerdeka-muria.com/Aziz Afifi)

KUDUS, suaramerdeka-muria.com – Menggoreng biji kopi tak sekedar aktivitas mengolah kopi mentah agar bisa segera dihidangkan.

Di Desa Japan, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus, roasting kopi secara tradisional menjadi atraksi wisata yang menarik.

Warga Japan masih mempertahankan cara-cara tradisional dalam menggoreng biji kopi.

Menggunakan tempayan atau wajan dari tanah liat dan api dari kayu, aroma kopi langsung tercium semerbak. Aktvitas roasting kopi secara tradisional itu menjadi sajian atraksi wisata menarik

Aktivitas ini bahkan ditawarkan sepaket perjalanan dengan wisata petik kopi dan jeruk pamelo.

Pelaku usaha kopi di Desa Japan Siti Khotimah (36) mengatakan, pihaknya masih mempertahankan cara-cara pengolahan kopi secara tradisional.

“Saat ini memang sudah ada cara pengolahan kopi modern menggunakan mesin. Tapi kami di sini masih terbiasa untuk mengolah kopi dengan cara yang tradisional seperti ini,” ujarnya.

Baca Juga: Peringati Hari Ulang Tahun, Google Doodle Tampilkan Sapardi Djoko Damono Hari Ini Senin : Profil dan Biodata

Baca Juga: Jaga Kondusifitas Saat Ramadan, Satlantas Pati Siagakan Satgassus Balap Liar

Khotimah menambahkan, ia bahkan masih mempertahankan penggunaan kreweng atau tempayan untuk wadah menyangrai kopi.

“Kreweng yang datang dari tanah liat ini yang justru paling mempengaruhi rasa serta aroma yang keluar," katanya.

Khotimah juga menambahkan tidak hanya pada wadah yang digunakan saja yang menjadi perbedaan proses. Penggunaan kayu bakar juga tetap dipertahankan sebab telah menjadi khasanah lokal proses sangrai di sana.

Sebelum masuk ke proses memasak, kata Khotimah roasting kopi sebenarnya tidak jauh berbeda dengan kebanyakan yang dilakukan proses di tempat lain. Biji kopi harus melewati sejumlah proses panjang. Mulai penjemuran hingga dicuci dengan air, baru kemudian masuk ke wadah sangrai.

"Bagian tersulit dalam proses roasting tradisional tetap pada bagian menjaga apinya. Apinya terlalu besar juga jangan, terlalu kecil jangan. Kita juga harus secara bersamaan harus terus mengaduk biji kopinya agar tidak gosong," terangnya.

Setelah disangrai, biji kopi kemudian memasuki proses selanjutnya. Mulai ditumbuk, disaring baru bisa disajikan dengan cara kopi tubruk.

Halaman:

Editor: Ilyas al-Musthofa

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Tumpukan Sampah Sempat Penuhi Balai Jagong

Selasa, 30 Mei 2023 | 05:29 WIB
X