Menikmati Eksotisme Rumah Merah Lasem, Ada Jejak Peninggalan Sejarah Abad 18

- Kamis, 12 Januari 2023 | 11:39 WIB
Penampakan salah satu bagian utama Rumah Merah Lasem. (suaramerdeka-muria.com/Ilyas al-Musthofa)
Penampakan salah satu bagian utama Rumah Merah Lasem. (suaramerdeka-muria.com/Ilyas al-Musthofa)

Rembang, suaramerdeka-muria.com – Bagi pecinta warisan budaya, Lasem adalah kota kecil yang terlalu sayang untuk dilupakan. Lasem selalu menjadi jujugan banyak wisatawan terutama penikmat budaya, terkhusus yang berkaitan dengan peninggalan Cina dan Hindia atau Eropa.

Salah satu warisan budaya yang saat ini masih kokoh berdiri di Lasem adalah Rumah Merah. Sebuah rumah yang diklaim berdiri sejak 1.860 itu berada di Desa Karangturi Kecamatan Lasem, masuk kawasan kota pusaka.

Arsitekturnya yang menggabungkan gaya Hindia dan Tiongkok menjadikan Rumah Merah destinasi wisata budaya yang eman dilupakan.

Pengelola mencoba mengembangkan potensi Rumah Merah menjadi destinasi wisata budaya warisan Tiongkok. Pengembangan dilakukan dengan menjadikan Rumah Merah sebagai salah satu home stay yang bisa diinapi wisatawan.

Suara Merdeka sudah beberapa kali menelusuri eksotisme Rumah Merah. Ditemani pemandu, Suara Merdeka dan pengunjung yang datang biasanya akan masuk melalui pintu utama bercorak Tiongkok.

Sejumlah model berpose di salah satu bagian Rumah Merah Lasem dengan mengenakan batik khas Lasem.
Sejumlah model berpose di salah satu bagian Rumah Merah Lasem dengan mengenakan batik khas Lasem. (suaramerdeka-muria.com/Ilyas al-Musthofa)
Pertama kali masuk arena parkir utama Rumah Merah, aura budaya Cina sangat terasa. Pengunjung bisa melihat 3 patung Dewa Fu Lu Shou, setinggi 3 meter.

Beberapa patung juga dipasang di beberapa lokasi bangunan sehingga memberikan kesan sedang berada di salah satu rumah di Cina.

Baca Juga: Lagi, Komisi III DPRD Rembang Temukan Proyek Belum Rampung ‘Ditinggalkan’ Rekanan

Baca Juga: Puluhan Kios di Terminal Wisata Colo Kudus Mangkrak, Penataan Ulang Butuh Rp 5 Miliar

Keramik kuno yang juga sengaja dipertahankan memberikan gambaran seni yang sangat menawan. Minimnya unsur modern di dalamnya justru menjadi pemikat bagi pengunjung, terutama pecinta peninggalan sejarah.

Dengan intonasi meyakinkan, Manager Rumah Merah Yenni Susanti menjelaskan satu persatu pernak-pernik yang ada di dalam Rumah Merah.

Mulai dari 19 kamar yang bisa diinapi dengan berbagai spesifikasinya, tempat membatik, hingga display peninggalan benda-benda abad 18 yang ditemukan di dalam rumah tersebut.

Salah satu benda peninggalan abad 18 yang dipajang adalah kloset duduk. Kloset asli yang tentu saja mewah pada masa itu, ternyata terbuat dari kayu yang ada penutup dan lubang berdiameter sekitar 30 centimeter di dalamya. Sekilas, kloset tersebut mirip dengan guci.

Susanti menjelaskan, yang membuat Rumah Merah semakin menarik adalah adanya fasilitas tambahan. Di lahan dengan luas total mencapai 7.000 meter persegi itu, selain Rumah Merah ada juga Omah Batik, Museum Batik Tiga Negeri serta kafe bergaya Tiongkok. Menariknya, destinasi wisata tersebut berada di lokasi yang sama.

Salah satu bagian di dalam Rumah Merah Lasem.
Salah satu bagian di dalam Rumah Merah Lasem. (suaramerdeka-muria.com/Ilyas al-Musthofa)
“Tamu yang menginap di sini, sudah pasti akan menikmati tour Rumah Merah, Omah Batik dan Museum Mini Batik Tiga Negeri, ditemani guede.

Jika tamu antusias, untuk menyusuri di dalamnya bisa menghabiskan waktu antara setengah sampai satu jam,” terang Susanti.

Tidak Mahal

Halaman:

Editor: Ilyas al-Musthofa

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X