Rembang Fashion 2021, Batik Tulis Lasem Diangkat ke Level Ready to Wear

- Selasa, 2 November 2021 | 18:27 WIB
Puluhan model memperagakan busana batik lasem ready to wear di event Rembang Fashion 2021 yang digelar di Studio BBPLK Semarang, Selasa (2/11/2021). (suaramerdeka.com/Mulyanto Ari Wibowo)
Puluhan model memperagakan busana batik lasem ready to wear di event Rembang Fashion 2021 yang digelar di Studio BBPLK Semarang, Selasa (2/11/2021). (suaramerdeka.com/Mulyanto Ari Wibowo)

 

SEMARANG, suaramerdeka-muria.com - Selama ini batik lasem dikenal diperjualbelikan sebagai kain. Melalui Rembang Fashion 2021 yang digelar di Studio Catwalk Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja (BBPLK) Semarang, Selasa (2/11/2021) citra batik lasem sebagai kain mulai diubah.

Sejumlah desainer lokal yaitu Tintin , Henry Setiawan, Yuni Sulistyani, Hawien Wilopo, Joko Sri Purwanto, Siti Suwaidah, Oktavirasa, Natika Suyoto, Sri Wahyuni, Santoso Hartono, Mahfudloh Fitrotaullah, Nurjanah, Afif Arwani, Ratna Puji Veriyanti, Parlan, Maryati, Safi'atullaila Masaroh dan dari sekolah SMK Sedan bersatu membawa brand ''Batik Lasemku'' untuk mengenalkan batik lasem sebagai baju ready to wear dan bukan kain lagi.

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo didampingi Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Jawa Tengah Siti Atiqoh dan Ketua Dekranasda Rembang Hj.Hasiroh Hafidz dalam sambutannya mengapresiasi kolaborasi antara Dekranasda Provinsi dan Kabupaten, pengrajin batik, desainer, Pemerintah Provinsi dan Kabupaten serta perusahaan swasta dalam hal ini Sampoerna Untuk Indonesia yang bisa menyelenggarakan event fashion show berkelas.

Baca Juga: TERBARU : Hasil Liga 3 Jateng 2021 Selasa 2 November, Persipa Pati Draw, Persikama Kalahkan Ebod Jaya

Dia yakin upaya ini bisa membangkitkan perekonomian.

"Mereka hari ini bisa beraksi diatas catwalk dan menunjukkan produk hasil binaan. Mereka tidak hanya membatik tapi menjahit dengan membuat bermacam- macam model,'' kata dia.

Gubernur menyarankan Rembang dengan Lasem nya yang memiliki sejarah akulturasi bisa menggelar event serupa Rembang Fashion di Studio Catwalk di BBPLK Semarang itu. Namun dia mengingatkan agar jumlah penonton dibatasi. Sedangkan blow up dari sisi media lebih diperbesar.

Baca Juga: Puskesmas Mlonggo Jepara Sabet Dua Penghargaan dari BPJS Kesehatan

"Barangkali setelah event yang ada disini, ada yang bisa membuat di Lasem. Tidak perlu ramai. Cukup dengan beberapa orang. Tapi dari sisi media bisa blow up besar-besaran," terang dia.

Dia kemudian meminta para tamu undangan yang hadir agar bisa menyebarkan acara Rembang Fashion ini ke media sosial yang dimiliki. Hal itu menjadi salah satu cara jitu untuk menyebarkan gema acara yang dihadiri orang dengan jumlah terbatas sesuai protokol kesehatan.


Ketua Dekranasda Jawa Tengah, Siti Atiqoh menjelaskan event ini merupakan hasil dari pendampingan dari Dekranasda selama satu tahun ini. Para pengrajin/ pengusaha batik Lasem dilatih membuat produk fashion yang bisa langsung dipakai konsumen atau ready to wear.

Baca Juga: Harga Tiket Cepu-Jakarta Sekira Rp 600 Ribu, Bandara Ngloram Siap Beroperasi, Terbang Perdana 26 November 2021

"Kalau kita lihat tadi sangat beragam, ada yang casual, untuk anak- anak bisa, untuk keseharian, ini sudah bisa diterima oleh kalangan internasional. Baik yang 4 musim, 2 musim seperti kita, ada juga seperti yang bisa saya pakai, berhijab , banyak pilihan, " ungkapnya.


Ketua Dekranasda Rembang Hasiroh Hafidz menyampaikan apresiasi atas perhatian Dekranasda Provinsi yang ikut membina dan mempromosikan batik tulis Lasem. Dia yakin Rembang Fashion dan Batik Lasemku bisa mengangkat pamor dari batik lasem.

"Dulu batik lasem hanya dijual lembaran, tapi alhamdulillah dengan event hari ini Rembang bisa membuat batik sekaligus dengan fashionnya, " tandasnya.***

Halaman:

Editor: Abdul Muiz

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X