PATI, suaramerdeka-muria.com - Karya yang lekat dengan ciri khas Kabupaten Pati secara konsisten diproduksi Lembaga Pendidikan, Pelatihan, dan Pengembangan (LP3) Sanggar Seni Paringga Jati Raras.
Kali ini, sanggar yang berada di Desa Semampir, Kecamatan Pati tersebut, mengangkat kesenian Gongcik yang nyaris punah dalam balutan karya tarinya.
Itu menambah daftar catatan karya Sanggar Paringga Jati Raras bernuansa kearifan lokal. Karya tari kreasi terakhir bertajuk "Cikgongsir" diekspresikan melalui panggung Gelar Tari Jawa Tengah #1 di Taman Budaya Jawa Tengah Jalan Ir Sutami Surakarta pada 4 Maret.
Gelaran itu, merupakan agenda tiga bulanan Forum Silaturahmi Sanggar Tari (FSST) Jawa Tengah dengan dengan fasilitasi Taman Budaya Jawa Tengah. Empat sajian tari dipanggungkan dalam Gelar Tari, akhir pekan lalu.
Baca Juga: Sembilan Korban Tabrakan Bus dan Dua Truk di Pantura Rembang Dibawa ke RSUD, Ini Identitasnya
Baca Juga: 8 Timnas U20 Negara Asia Berebut 4 Tiket Terakhir Piala Dunia U20 2023 di Indonesia
Selain Cikgongsir karya Paringga Jati Raras Pati, dalam kesempatan itu juga ditampilkan Tari Bedhayan Endang Sejanila yang dibawakan oleh Sanggar Greget Kota Semarang.
Selain itu, Tari Kidung Rowo Jombor oleh Forum Silaturahmi Sanggar Tari Kabupaten Klaten dan Tari Bedhayan Lenggot Wanodyatama yang disajikan Sanggar Sang Citra Budaya Surakarta.
Pimpinan Sanggar Paringga Jati Raras Budiono mengemukakan, Tari Cikgongsir merupakan visualisasi pengembangan dari kesenian rakyat yang berkembang di Kabupaten Pati, yakni seni pencak pencik atau gongcik. Gongcik yang memadukan seni bela diri silat dan musik terancam punah.
Pelaku seni tersebut yang tersisa telah berusia lanjut. Namun, belakangan sejumlah pegiat seni berupaya mengangkat kembali, sekaligus melestarikan.
"Kami mencoba ikut mengangkat gongcik di luar Pati melalui gerak tari. Ini menjadi upaya bersama untuk menjaga keberlangsungan kesenian rakyat yang mulai dilupakan generasi sekarang," ujarnya.
Budiono bersama tim kreatifnya, seperti Ardian Aji Sasongko, Lailatul Qodriyah, Dhanu Prastiyo, dan Suryani meramu gerak pencak berpadu dengan irama musik tradisional khas gongcik dalam tarian menarik.
Dia menjelaskan, pola-pola gerak silat dengan sesekali membentuk formasi memutar serta dengan garis-garis tegas menjadi ciri seni tersebut. Dengan balutan musik gong dipadu dengan alat musik rebana menjadikan tampilan lebih beda. Apalagi sesekali dikolaborasikan suara keyboard sebagai penyedap.
"Judul karya tari Cikgongsir merupakan akronim dari pencak pencik gong pesisir. Karena Pati merupakan daerah pesisir yang kaya akan kebudayaan dan kesenian," tandasnya.
Artikel Terkait
Hasil Jepang vs Arab Saudi Piala Asia U20 : Juara Bertahan Tersingkir, Jepang Urung Duel vs Korsel di 8 Besar
Pentas di Pendopi Kemiri, Teater Minatani Tampilkan Konsep Aktor–Aktor Gumregah
Mulai Dibangun, Perbaikan Jalan Sukolilo–Prawoto Telan Anggaran Rp 1,3 Miliar
Razia Perdana Usai Pandemi, Pengendara Nunggak Pajak Langsung Bayar di Tempat
Pelatihan Tata Boga BLK Kudus, Ada Peserta Ikut karena Ingin Romantis Sama Istri
Tabrakan Maut Bus dan Dua Truk di Pantura Rembang, Pengendara Lihat Ada Empat Mayat Tercecer
Petugas Perhutani Cepu Amankan Puluhan Batang Kayu Jati Illegal