KUDUS,suaramerdeka-muria.com - Sejumlah petani cabai di Desa Kesambi, Kecamatan Mejobo mengeluhkan kemungkinan kebangkrutan usaha pertaniannya. Pasalnya, harga komoditas tersebut anjlok dua tahun terakhir.
''Dua tahun lalu pernah laku Rp 40 ribu per kilogram,'' kata petani seorang petani cabai, Gimah (57).
Saat ini, harga jualnya hanya Rp 3 ribu per kilogram. Modal tanam cabai satu kotak atau sekitar 7.000 meter persegi mencapai Rp 10 juta.
''Penghasilan yang kami terima sungguh sangat tidak sepadam dengan harga sekarang ini,'' akunya.
Bila dijual kepada tengkulak, harganya dibagi dua. Separuh keuntungan menjadi milik petani, sisanya tengkulak.
''Setiap akan memulai awal tanam, kami kesulitan modal,'' keluhnya.
BACA JUGA : Sudah Harga Cabai Anjlok, Petani di Kudus Pun Susah Jual Akibat PPKM
Petani lainnya, Husanah (56) berharap kondisi seperti tahun ini tidak terulang lagi. Meskipun hasil panen berlimpah, tetapi petani tidak menikmati keuntungan.
''Harga di pasaran jatuh,'' ujarnya.
Anggota DPRD Jateng, Setyo Budi Wibowo dari PKS saat ditemui di lahan pertanian cabai di Desa Kesambi, berharap pemerintah segera mengambil langkah menyikapi kondisi tersebut. Salah satunya dengan mempersiapkan penyimpanan hasil pertanian.
Beberapa waktu yang lalu, pihaknya sudah berkoordinasi dengan sejumlah pihak menyoal rencana penyimpanan komoditas holtikultura dalam sebuah mesin penyimpanan khusus.
''Tanaman holtikultura akan dikeluarkan saat harga membaik,'' paparnya.
Sebagai solusi kongkrit membantu kesulitan petani, dirinya membeli satu ton cabai hasil panen dari petani. Soal harga hingga kemarin masih dirundingkan lebih lanjut. Pembelian cabai selanjutnya diberikan kepada warga yang terkena dampak pandemi.
''Apakah dibagikan dalam kemasan setengah kilogram atau satu kilogram melihat kebutuhan di lapangan,'' tandasnya.
Artikel Terkait
Sudah Harga Cabai Anjlok, Petani di Kudus Pun Susah Jual Akibat PPKM
Bupati Hartopo Bagi-bagi Cabai Usai Borong dari Petani
Marwan Jafar : PR Pemerintah, UMKM yang Terhubung Online Baru 13 Persen