Kebijakan selektif harus ditempuh, karena secara regulasi tidak boleh ada penerima double dari program serupa di luar BKK Lasem.
Baca Juga: Kudus Gagas Pendirian “Omah UKM”, Layanan 'One Stop Service' Bagi Pelaku UMKM
“Program ini sudah terbukti berhasil menghidupkan kembali pelaku UMKM dari pandemi Covid-19. Dari 2.750 penerima program, mereka sebelumnya benar-benar terdampak ekonominya, dan sekarang berhasil bangkit,” ungkapnya.
Bupati Rembang, Abdul Hafidz mengapresiasi setinggi langit program kredit tanpa bunga dan agunan tersebut, karena berhasil membantu membangkitkan ekonomi di tengah pandemi.
”Kinerja sangat baik karena bisa kita lihat dari sisi aset tambah, keuntungan naik. Di masa pandemi Covid-19 ternyata masih ada peningkatan. Deviden rutin disetorkan setiap tahun. Program pinjaman tanpa bunga sangat membantu ekonomi masyarakat kecil,” terang Hafidz.
Apresiasi juga disampaikan oleh Asisten Ekonomi dan Pembangunan Sekda Provinsi Jateng, Peni Rahayu.
Baca Juga: Pasokan Ikan Lele Masih Bergantung Luar Daerah, Ini Kata Ketua DPRD Kudus
Peni angkat topi, karena program serupa nyaris tidak ada di daerah lain.
Artinya, hanya Rembang yang membuat terobosan untuk membangkitkan UMKM itu.
Salah seorang pedagang sembako asal Kecamatan Rembang, Syafaatun mengaku terbantu setelah menjadi penerima program kredit tanpa bunga dari BKK Lasem.
Artikel Terkait
Kisah Komunitas Gowes Dapur Wojo Menggelorakan Prokes ke Desa-desa
Pemkab Jepara Pasang Alat Perekam Transaksi Elektronik, Dongkrak Pemasukan Pajak
Keren, Hari Sumpah Pemuda, Ketoprak Anak di Pati Pentas Bawakan Lakon Gajah Mada
Kudus Siagakan SDM Peralatan dan Logistik Antisipasi Musim Penghujan
Kejamnya Pantura Rembang, Hindari Kendaraan Parkir, Ibu dan Dua Anaknya Tewas di Lokasi