Getuk Nyimut, Menu Takjil Khas Lereng Muria

- Jumat, 24 Maret 2023 | 10:50 WIB
Getuk nyimut, penganan khas lereng Muria Kabupaten Kudus yang banyak diburu sebagai takjil saat Bulan Ramadan.  (suaramerdeka-muria.com/Aziz Afifi)
Getuk nyimut, penganan khas lereng Muria Kabupaten Kudus yang banyak diburu sebagai takjil saat Bulan Ramadan. (suaramerdeka-muria.com/Aziz Afifi)

KUDUS,suaramerdeka-muria.com – Sebagai penganan khas tradisional, getuk sangat dekat dengan masyarakat Jawa. Setiap daerah bahkan memiliki varian beragam menu kudapan berbahan dasar ketela ini.

Tak terkecuali masyarakat di lereng Gunung Muria Kabupaten Kudus.

Warga di lereng Muria telah lama mengenal getuk nyimut sebagai teman waktu sarapan.

Baca Juga: Baru Nih! Nyamplung Telo dan Pecel Gondang, 2 Kuliner Khas Warga Gondangmanis Kudus

Selama Ramadan, getuk berbentuk bulat yang kerap ditambah dengan isian gula aren ini menjadi salah satu menu andalan takjil berbuka puasa yang banyak diburu warga.

Desa Kajar, Kecamatan Dawe menjadi salah satu lokasi berburu getuk khas lereng Muria. Di sepanjang jalan menuju areal objek wisata religi makam Sunan Muria, banyak berdiri warung-warung yang menjadikan getuk nyimut sebagai menu andalan.

Getuk nyimut menjadi teman mengusir dinginnya hawa lereng Muria. Menu ini semakin nikmat saat ditemani secangkir kopi hangat.

Sri Mulyani (38), salah seorang pedagang getuk nyimut di Desa Kajar mengungkapan, penganan ini biasanya laris saat pagi hari.

“Banyak pengunjung yang datang pada pagi hari untuk sarapan getuk Nyimut. Selama lebaran, biasanya banyak yang datang jelang waktu berbuka puasa,” katanya.

Seperti getuk pada umumnya, getuk nyimur diolah dari bahan dasar ketela. Setelah ditumbuk dan diisi dengan varian rasa, getuk ini kemudian digoreng dan siap disajikan di atas piring.

Sri mengungkapkan, bentuk getuk nyimut sekilas mirip dengan gethuk goreng Sokaraja, Banyumas. Bedanya meski sama-sama digoreng, warna getuk nyimut lebih terang.

Tekstur getuk nyimut juga lebih padat dan mudah digigit.

“Getuk goreng yang dari Banyumas lebih keras dan memang mampu tahan lama. Tapi kalau getuk nyimut kan tidak, paling lama memang setengah hari sudah basi,” katanya.

Keberadaan gethuk nyimut kini mulai berkembang menjadi jajanan kekinian.  Aneka topping talah ditambahkan untuk memanjakan penikmat gethuk asal kota kretek ini. Begitu pula dengan olahan Sri Mulyani yang mencoba beradaptasi dengan perkembangan zaman.

Perempuan yang telah berjualan getuk selama 15 tahun itu biasanya hanya menjual varian getuk original. Namun semenjak bertambahnya penjual getuk di Kajar, ia telah menambahkan tiga macam rasa yakni original, coklat, dan keju.

Halaman:

Editor: Abdul Muiz

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Akar Jawi, Omzet Melimpah Bikin Petani Sumringah

Minggu, 28 Mei 2023 | 07:56 WIB

Peci Batik Jadi Trend Saat Ramadan di Pati

Sabtu, 1 April 2023 | 04:24 WIB

Getuk Nyimut, Menu Takjil Khas Lereng Muria

Jumat, 24 Maret 2023 | 10:50 WIB
X